[SEG Event] ​Psychopath Couple

Poster Designer Sifixo @ IFA || Genre Journalistic, Psychology, Entertaiment, and Crime || Starred CNBLUE’s Jung Yong Hwa and Actress’ Park Shin Hye || Disclaimer This is original from our mind. No plagiarsm! No Silent readers!

~Story Begin~

.

.

.

Slash!

Entah itu goresan keberapa yang diterima oleh korban yang usianya kisaran empat puluh tahunan itu. Sedangkan pelaku hanya tersenyum lebar melihat korbannya melenguh kesakitan, bahkan erangan minta maaf dan minta tolong pun tak mereka pedulikan. Seolah tuli, sepasang manusia itu terus menyiksanya dengan berbagai cara yang tak manusiawi. Dan hal ini hanya berhenti sampai dengan korban itu tak lagi mampu untuk berkata dan bernapas. Mati.

Crash!

Kali ini pisau ditusuk dalam-dalam di perut korbannya. Erangan kesakitan terus melantun dari mulut pria tua itu memenuhi rongga pendengaran pelaku keji itu. Tampak dengan jelas bahwa kegiatan menyiksa orang sangat menyenangkan. Dia seratus persen menikmati permainan membunuh yang sedang dilakukannya.

“Iib…lhis… ke..pha..rat.” Korban mengerahkan segenap tenaganya yang tersisa hanya untuk melantun kalimat makian pada pembunuhnya yang kini malah tersenyum lebar mengetahui bahwa hanya dalam hitungan detik korbannya akan mati dengan lumuran darah.

Tak jauh dari sana di sebuah tempat yang pas untuk bersembunyi Ahn Min Ji menutup mulutnya dengan kedua tangannya sendiri, dengan mata melotot ia melihat adegan kejam secara langsung. Tubuhnya bergetar hebat ketakutan, jiwanya terguncang. Entah ini sudah kali keberapa ia melihat pasangan itu membunuh orang dengan sadis. Ia terus mengamati apa yang terjadi. Nuraninya memberontak, memintanya untuk menolong sang korban. Tapi apa boleh buat? Ia tidak mau menerima risiko kematian untuk menolong korban itu. Dalam hatinya ia terus merapalkan doa dan kata maaf untuk korban.

Ahn Min Ji, dia adalah seorang jurnalis pemula  usia 22 tahun yang barus saja menyelesaikan kuliahnya dan kini bekerja di sebuah majalah entertaiment. Ia memilih menjadi jurnalis di bidang itu bukan tanpa alasan, awalnya ia pikir pekerjaan itu akan menjadi lebih mudah ketimbang harus menjadi jurnalis berita apalagi militer tapi kenyataan seperti menamparnya. Ia bertugas untuk mengintai sepasang selebritas yang tak pernah memiliki kabar miring dalam kehidupannya. Pasangan yang selama ini dikenal harmonis dan sempurna di mata orang-orang, tapi nyatanya sepasang selebritas itu adalah pembunuh. Dan kini Min Ji sudah mengintai mereka selama kurang lebih tiga bulan, semua ini dia lakukan demi pekerjaannya, demi selembar berita. Pembunuhan yang baru saja ia tonton itu membuatnya kembali mengingat masa-masa awal dia mengintai mereka.

Pada bulan pertama pemula itu secara terang-terangan meminta ijin pasangan itu untuk merekam kegiatan keduanya di rumah mereka. Kamera di pasang di seluruh penjuru rumah selain itu diam-diam juga Min Ji memasang alat penyadap suara di suatu ruangan yang menurutnya adalah ruangan rahasia keduanya karena ia dilarang memasang kamera di sana tanpa suatu alasan yang kuat. Selama itu pula katakanlah Min Ji tinggal di sebuah mobil van yang telah dilengkapi berbagai macam kebutuhan mengintainya. Pada awalnya semua berjalan dengan baik tanpa ada suatu keanehan sampai suatu ketika mereka menggunakan ruangan aneh yang hanya Min Ji pasangkan alat penyada suara itu.

“Kita mendapat pekerjaan lagi.” Itu pasti suara Park Shin Hye.

“Akhirnya, setelah sekian lama. Berikan padaku berkasnya.”

Pekerjaan? Berkas? Bukankah mereka sudah sangat sering muncul di televisi? Pekerjaan apa yag mereka maksud? Berbagai pertanyaan berputar secara acak dalam pikiran Min Ji, naluri seorang jurnalis untuk mengungkap kebenaran mendorongnya untuk mencari tahu hal itu. Ia pun terus mendengarkan pembicaraan sepasang manusia itu hingga akhirnya ia mendapatkan informasi bahwa pekerjaan itu akan mereka lakukan tiga hari lagi. Dan sebelum hari itu tiba Min Ji melakukan persiapan dengan matang.

Ting. Tong.

Min Ji mengunjungi pasangan selebriti itu dua jam sebelum waktu yang ditentukan tiba. Pintu dibukakan untuk Min Ji, ia disambut ramah oleh sang empunya rumah. Wanita itu datang dengan alasan ingin mengambil rekaman kamera dan mengganti rol film yang diperkirakannya sudah penuh. Namun sebenarnya tujuan utamanya adalah memasang alat pelacak dan penyadap suara di mantel dua orang yang memiliki pekerjaan itu. Setelah sukses menjalankan rencananya Min Ji pun meninggalkan kediaman itu dan kembali ke mobilnya yang dia parkir agak jauh dari sana.

Tak lama setelah Ahn Min Ji keluar pasangan selebritas itu juga keluar dengan sebuah mobil sedan hitam yang tampak berkelas. Tentu saja berkelas karena itu adalah milik artis papan atas Korea Selatan. Dari jarak sepuluh meter jurnalis itu mengikuti mereka secara perlahan, berusaha agar ia tidak ketahuan hingga akhirnya tiba di tempat itu.

Tap. Tap. Tap.

Suara langkah kami menjuru ke segala arah, seorang wanita yang ia ketahui merupakan salah satu eksekutif muda di Korea Selatan datang dari sebelah timur tanpa mengetahui takdir mengerikan apa yang menunggunya.

Annyeonghasseo Han Sunkyo-ssi.” Dengan senyum manis aktris Park Shin Hye menyapanya.

Annyeong.” Ia juga membalas dengan senyuman manis, namuan sepersekian detik berikutnya ia melihat bahwa senyum manis Shin Hye hanyalah sebuah kepalsuan sebelum akhirnya ia dibekap dengan sebuah saputangan oleh seseorang dari belakang.

Wanita itu tak sadarkan diri, ia di bawa ke salah satu sudut bangunan yang kini sangat sepi. Park Shin Hye dan Jung Yong Hwa, kedua orang itu mengikatkan kuat tubuh Sunkyo di sebuah roda berbentuk silang  dengan mulut dilakban.

Eeehmmm…. eehhmmm….

Korban itu hanya bisa melenguh menggerakkan kepala, tangan, dan kakinya, berharap bisa terbebas. Sayangnya itu hanya sebuah impian yang mustahil.

Hell-O! Welcome to the hell.” Yong Hwa mengelus wajah Sunkyo dengan senyuman lebar terpatri di wajahnya.

“Tenang saja nona, kami hanya akan bermain denganmu sebentar. Memang agak menyakitkan sih. Nama permainannya Lempar dan Kena. Aku dan Yong Hwa akan bergantian melempar sesuatu ke arahmu ketika roda tempat kau diikat itu berputar. Apa yang akan kami lempar?” Shin Hye menoleh ke arah Yong Hwa.

Pimil.” Hanya satu kata itu yang keluar dari mulut Yong Hwa.

“Permainan dimulai!” Roda mulai diputar oleh Shin Hye.

Sunkyo memejamkan matanya  kuat, tubuhnya bergetar hebat. Entah kenapa firasatnya mengatakan bahwa ia akan mati malam itu. Dan dari kejauhan sana Min Ji ikut memantau apa yang akan terjadi pada CEO Seiryu itu.

Swoosh.

Sebuah pisau dilemparkan oleh Shin Hye. Cairan merah mengalir dari pipi kanan Sunkyo yang tergores oleh pisau itu.

Aah.. mianhe. Aku melukai wajah cantikmu.” Shin Hye berkata dengan wajah penuh sesalnya.

Oppa, eotteokhe aku salah sasaran?” Aktris papan atas itu merengut pada pria yang dikenal publik sebagai suaminya.

Gwenchana, kau masih punya kesempatan lainnya.” Dengan senyum hangat Yong Hwa seolah menenangkan wanitanya.

Sinting! Di tempat persembunyiannya Min Ji melotot, tidak percaya akan fenomena yang terjadi di depannya. Pasangan itu gila! Mereka psikopat! Bermesraan ketika membunuh seseorang? Woaah… entah balasan apa yang akan Tuhan berikan pada mereka. Min Ji hanya bisa menjadi penonton akan fenomena itu tanpa bisa berbuat apa-apa. Bahkan untuk meluruskan kakinya yang mulai merasa pegal saja dia tidak berani. Tidak terpikirkan olehnya untuk mati bersama dengan Sunkyo malam itu dengan cara yang sama. Lebih baik ia diam, dan segera menuliskan kejadian itu untuk dijual menjadi berita eksklusif untuk media-media yang bersangkutan. Ini akan menjadi keuntungan untuknya. Katakan saja dia gila, tapi hidup ini keras bung. Kau harus melakukan segala hal demi bertahan hidup di dunia yang kejam ini.

Woaah!! Oppa mengenai perutnya. Daebak!” Shin Hye bertepuk rangan riang layaknya anak kecil yang melihat sulap klasik.

“Jangan berlebihan Shinji-ah. Sekarang giliranmu.”

Pisau kelima yang dilemparkan Yong Hwa mengenai perut Sunkyo, darah mengalir cukup banyak dari sana. Kulit wanita itu mulai memucat, ia sudah kehilangan banyak darah akibat permainan gila dari Yong Hwa dan Shin Hye.

“Ayo kita bertaruh! Kalau aku berhasil mengenai jantungnya maka oppa akan membelikanku tas koleksi terbaru dari Hermes. Call?”

Call! Aku mulai kasihan padanya yang sudah kehilangan banyak darah  jadi kita harus bermain cepat.” Taruhan disetujui Yong Hwa.

Shin Hye pun mulai memasang kuda-kuda yang kokoh. Ia menggerakkan tangan kanannya yang memegang pisau ke depan dan ke belakang, mencoba mengambil ancang-ancang agar kena sasaran. Ia mulai memicingkan matanya, memfokuskan dirinya pada sasaran yang menjadi targetnya.

Jleb!

Shin Hye mengenai sasarannya, tepat di dada kiri Sunkyo. Wanita gila itu menancapkan pisaunya di jantung Sunkyo!

Yeaay! Bersiaplah menguras dompetmu oppa.” Setelah berkata demikian ia mengecup pipi kilat Yong Hwa.

Tak lama dari itu Sunkyo menghembuskan napas terakhirnya dengan sepuluh lukas tusukan dan tubuh bersimbah darah miliknya sendiri. Gilanya lagi, Min Ji membayangkan bahwa Sunkyo akan menjadi hantu yang menghuni sudut gedung itu.

Setelah selesai membersihkan jejak-jejak bukti yang bisa mengarahkan pembunuhan itu kepada mereka, Yong Hwa dan Shin Hye meninggalkan lokasi kejadian. Meninggalkan Min Ji yang sebentar lagi akan keluar dari tempat persembunyiannnya untuk mengumpulkan foto-foto yang akan semakin menguatkan lembaran beritanya.

Cekrek!

Cekrek!

Cekrek!

Setelah puas mendapatkan foto yang ia inginkan Min Ji pulang ke rumahnya untuk menuliskan berita eksklusifnya dan segera menjualnya kepada media-media terkenal yang pastinya berani membayar mahal lembaran beritanya. Senyum bahagia menghiasi wajah Min Ji membayangkan berapa banyak uang yang akan mengisi pundi-pundi rekeningnya dalam hitungan jam.

CEO SEIRYU DITEMUKAN TEWAS MENGENASKAN

Pada pukul 02.00 KST (03/11) Han Sunkyo, CEO Seiryu, salah satu perusahaan terbesar di Korea Selatan yang menguasai berbagai sektor eknomi ditemukan tewas terbunuh dengan sepuluh luka tusukan oleh seorang jurnalis muda di salah satu gedung milik perusahaan Seiryu. Belum diketahui apa motif pembunuhan itu dilakukan dan siapa pelakunya. Polisi masih terus berusaha keras untuk mencari jejak-jejak yang dapat mengarah pada pelaku. Dugaan utama polisi pelaku adalah musuh dari Sunkyo yang juga merupakan pengusaha, tapi ini hanyalah duagaan awal. Polisi tak dapat menuduh tanpa arah, mereka harus memiliki bukti kuat untuk dapat menangkap penjahat yang kini sedang menertawakan kematian seorang Han Sunkyo dari kejauhan sana.

Berita yang dituliskan oleh Min Ji terpampang nyata di berbagai media cetak dan online di Korea Selatan. Berita yang benar-benar mengguncang Korea Selatan, terutama Seoul itu sedikit banyak menguntungkan dirinya. Tak ada ruginya juga mengintai pasangan psikopat itu.

Dan itulah kali pertama Ahn Min Ji melihat adegan pembunuhan secara live dengan mata dan kepalanya sendiri. Ia belum memikirkan lebih jauh apa yang akan dilakukannya pada pasangan psikopat itu di kemudian hari.

Kring… kring… kring…

Ponsel jurnalis muda itu terus berdering dan bergetar, atasannya terus menerornya dengan telepon memintanya untuk segera menuliskan hasil kerjanya dua bulan ini. Ini dilakukan atasannya karena Min Ji terus saja beralasan untuk mengundur deadline yang sebelumnya sudah ditentukan oleh atasannya itu.

Yeoboseo.

Nde sajangnim.” Seolah mencicit Min Ji memberanikan dirinya menyahut sang atasan.

“Kapan kau akan memberikan laporan hasil kerjamu padaku?” Dengan nada suara tinggi Nona Lee menekan Min Ji.

“Berikan aku waktu sedikit lagi, sajangnim. Ku mohon.” Dengan suara memelas Min Ji memohon kepada atasannya, Lee Nayoung.

“Kau sudah membuang waktu dan uang perusahaan. Kau harusnya sadar, Ahn Min Ji!” Min Ji hanya bisa memejamkan matanya takut karena mendengar omelan atasannya itu.

Mianhe, kumohon berikan aku waktu sedikit lagi.” Kembali ia memohon kepada atasannya.

“Kuberi kau waktu dua minggu lagi.”

“Satu bulan lagi. Ku mohon, aku butuh satu bulan lagi, sajangnim.” Min Ji tetap memasang ekspresi memohon meskipun sadar bahwa atasannya itu tidak dapat melihat apa yang sedang dilakukannya saat itu.

“Tidak bisa.”

“Ayolah sajangnim, ku mohon padamu.”

Tak hentinya Min Ji melantunkan kalimat memohon pada atasannya itu. Ia memang tak pernah menyerah sampai dengan keinginannya terpenuhi. Ya, dia memang Ahn Min Ji yang keras kepala.

“Baiklah, satu bulan. Lebih dari itu kau akan ku pecat.”

Nde, ghamsahaminda. Sajangnim yang terbaik!” Setelah itu panggilan diputuskan secara sepihak oleh Lee Nayoung.

Yup! Kehidupan jurnalis memang sangatlah menekan karena selalu dikejar deadline. Deadline itu benar-benar bisa menjadi garis kematianmu sewaktu-waktu.

Setelah telepon ditutup Min Ji kembali fokus dengan laptopnya, berusaha mengingat kejadian pembunuhan yang tadi ia saksikan dan akan segera dia tuliskan menjadi lembaran berita berharga mahal.

Park Shin Hye pergi keluar sendirian hari ini dia pergi mengunjungi seorang artis muda yang baru saja naik daun. Artis yang beberapa bulan lalu diberitakan memiliki hubungan dengan suaminya, berita yang tak sempat keluar ke publik karena sudah ia bayarkan terlebih dahulu. Artis muda yang ia ketahui banyak menggoda artis-artis senior yang telah memiliki karier cemerlang dan salah satunya adalah Jung Yong Hwa. Artis muda itu bernama Jung Hajin, seorang soloist yang debut dari FNC Entertaiment, agensi yang menaungi Jung Yong Hwa bersama dengan band-nya CNBLUE.

Ting. Tong.

Tak lama setelah Shin Hye menekan bel itu pintu terbuka untuknya disambut dengan senyuman manis dari soloist rookie itu. Shin Hye juga tersenyum manis, senyum manis yang memliki arti tersendiri.

Annyeong Hajin-ah!” Dengan ringan Shin Hye melangkahkan kakinya ke dalam kediaman Hajin.

Annyeonghasseo Shin Hye sunbaenim.” Hajin membungkukkan badannya dalam, menghormati wanita yang sudah menjejakan kaki terlebih dahulu di bidang hiburan.

Hajin pun mempersilakan Shin Hye untuk duduk di ruang tengahnya, tapi bukannya duduk Shin Hye malah berkeliling rumah Hajin, melihat-lihat foto yang terpajang menjadi bagian dari dekorasi rumah yang ditinggali Hajin seorang diri itu.

“Jadi kau tinggal sendirian?”

Nde sunbae.

“Kau pasti kesepian.”

“Tidak juga, karena aku jarang berada di rumah.”

“Ya, itu cukup bagus dan menguntungkanku.”

“Maaf, apa maksud sunbae?”

Nothing.

Tujuan utama Shin Hye berkeliling rumah itu adalah untuk mempelajari ruang mana yang dapat digunakan sebagai lapangan prakteknya. Melihat beberapa ruangan yang terdapat di rumah Hajin, wanita usia 28 tahun itu memutuskan untuk menggunakan meja makan untuk menjadi lapangan prakteknya.

“Kau tidak membuatkan aku minuman?”

“Ah, iya. Maaf sunbae, aku terlalu gugup menerima kehadiran sunbae. Akan segera aku buatkan, sunbae ingin minum apa?”

Orange juice.

Hajin pun segera membuatkan pesanan Shin Hye, sementara wanita gila itu duduk di sofa berusaha memikirkan cara terbaik untuk menjebak gadis jalang itu—begitu Shin Hye menyebutnya. Berbagai macam bayang-bayang rencana sekelibat melintasi pikiran aktris cantik itu. Membayangkan banyaknya darah bercipratan spontan saja membuatnya tersenyum girang. Dan dalam sekejab ia menemukan cara terbaik untuk menjebak si soloist jalang.

Membutuhkan waktu sekitar lima belas menit bagi Hajin untuk menyiapkan orange juice pesanan tamu cantiknya itu. Tak hanya minuman Hajin juga membawakan beberapa finger food untuk disantap tamu tak diundangnya itu. Sungguh kedatangan Shin Hye sangat mengejutkan dirinya yang tak mempersiapkan apapun di rumahnya. Ia juga merasa canggung sekaligus tidak nyaman akan kehadiran wanita itu. Ia tidak suka karena wanita itu adalah suami Jung Yong Hwa, pria yang diam-diam dipujanya. Sayangnya Hajin tidak segila Shin Hye yang berani membunuh orang lain. Hajin…. gadis ingusan itu masih takut akan dosa.

Sedangkan dari kejauhan sana Min Ji masih fokus menatapi layar monitornya memantau keadaan di rumah Hajin dari mikro kamera yang ia tempel di baju Shin Hye dan beberapa juga ia seludupkan di beberapa sudut rumah Hajin. Sesungguhnya yang dilakukan Min Ji juga merupakan sebuah tindakan kriminal, tapi siapa peduli? Yang terpenting adalah ia punya lembaran berita yang dapat menghasilnya lembaran Won untuk membiayai kehidupannya. Masih belum terjadi apa-apa, demikian benak Min Ji berpikir. Sama seperti kejadian sebelumnya, jurnalis itu hanya bisa menatap layar tanpa berbuat apa-apa. Hingga akhirnya ketika rasa bosan mulai menghampirinya dari monitor terlihat tiba-tiba saja Hajin tak sadarkan diri dan Park Shin Hye mulai mengeluarkan seringai licik yang mampu membuat bulu-bulu halus di tangan Min Ji meremang.

Tanpa rasa kasihan Shin Hye menarik rambut Hajin, tepatnya menyeret gadis itu hingga ke ruang makan, terakhir ia mendudukkannya di salah satu kursi kosong di meja makan. Ini kejam, ia tidak mengikat tubuh Hajin pada kursi itu. Kali ini berbeda dari sebelumnya. Kedua tangan Hajin diletakkan di atas meja makan yang terbuat dari kayu mahoni yang kokoh.

Blash!

Secara bersamaan Shin Hye menancapkan satu pisau di masing-masing telapak tangan Hajin. Dan itu menjadi stimulus tersendiri yang menyadarkan Hajin dari kondisi tak sadarkan diri.

Hihihi.” Shin Hye tertawa menyeramkan, ia sangat senang melihat darah yang mengalir dari telapak tangan korbannya.

Sshh…” Perlahan Hajin membuka kedua matanya, ia tersadar.

Mianhe sepertinya aku menancapkan pisau itu terlalu keras sampai kau siuman.” Dengan wajah bersalah ia mengatakan hal itu. Jujur saja, itu justru membuat Shin Hye semakin terlihat menyeramkan.

Sunbae…” Dengan tatapan memelas dan airmata mengalir Hajin memanggil Shin Hye. Tentu saja Shin Hye tidak memedulikan itu, justru merasa senang.

Waeyo Hajin-ah?” Dengan lembut wanita bersuami itu bertanya pada korbannya yang ketakutan setengah mati.

“Ku mohon lepaskan aku. Ini sangat sakit.”

Mianhe Hajin-ah, aku tidak bisa melepaskanmu tapi tenang saja rasa sakit ini akan segera berakhir. Hmm, kurasa ini mungkin akan sedikit panas.” Shin Hye memeragakan kata sedikit itu dengan jari-jari lentiknya.

Setelah berkata demikian Shin Hye membawa sebuah dirijen berisi minyak tanah yang kemudian disiramkan ke seluruh tubuh Hajin. Dan selanjutnya bisa ditebak apa yang terjadi, psikopat gila itu melemparkan sebuah pematik api yang sudah ia nyalakan terlebih dahulu. Dan… tepat sekali! Tubuh Hajin terbakar. Soloist yang belum lama debut itu berteriak kesakitan, panas dan rasa sakit tak dapat ia hindari. Kejinya lagi, Shin Hye sudah mematikan sensor api terlebih dahulu sebelum membakar tubuh korbannya hidup-hidup. Tanpa rasa penyesalan Shin Hye merekam acara pembakaran itu menggunakan kamera ponselnya, tak diketahui apa maksud dan tujuannya merekam kejadian itu. Hingga akhirnya tubuh Hajin hangus secara keseluruhan, api itu hanya menyisakan tulang-belulang Hajin yang sudah berwarna kehitaman. Sama seperti kejadian-kejadian lainnya, psikopat profesional itu membersihkan jejak-jejak keberadaan dirinya dengan baik sebelum ia meninggalkan TKP. Ah! Tak lupa Shin Hye menyalakan kembali sensor api yang sebelumnya ia matikan.

“1… 2… 3!”

KKrrriiiiiingg…….KKKKkkrrriiiiiiingggg…..

Alarm kebakaran berbunyi dengan nyaring tepat setelah Shin Hye menyelesaikan acara hitung-menghitung yang ia lakukan beberapa detik yang lalu. Pihak pengelola apartement langsung menuju sumber bunyi alarm itu, tak lupa juga mereka memnaggil pihak pemadam kebakaran dan kepolisian. Namun, sebelum pihak pemadam kebakaran dan kepolisian datang Ahn Min Ji sudah terlebih dahulu memasuki tempat itu dan memotret pemandangan yang menurutnya penting untuk diambil dan dimasukkan ke dalam artikelnya.

Jung Hajin, Soloist Muda yang Baru Saja Debut Ditemukan Mati Hangus Terbakar

Jung Hajin, soloist yang bernaung dibawah FNC Entertaiment ditemukan tewas terbakar secara mengenaskan di apartement-nya sendiri. Kondisinya sangat memprihatinkan, kedua telapak tangannya tertancap  pisau yang dapat dipastikan bahwa itu menyakitkan dan mengunci pergerakkannya . Tubuhnya hangus terbakar menyisakan tulang-belulang yang sudah menghitam akibat api. Tak diketahui siapa pelaku pembunuhan itu, tapi polisi memperkirakan bahwa pelaku juga adalah seorang yang berada di bidang yang sama, yakni media hiburan. Hingga saat ini polisi masih mencari tahu siapa pelaku pembunuhan keji itu.

Kembali berita yang ditulis oleh Ahn Min Ji terpampang di media cetak dan online Korea Selatan, menghasilkan lembaran won yang memenuhi dompetnya. Kegiatan mengintai pasangan selebritas psikopat itu sangat menguntungkan dirinya namun di saat yang sama kegiatan ini tak ada bedanya dengan misi bunuh diri. Min Ji harus membuat dirinya sewaspada mungkin, menghindari kemungkinan-kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi pada dirinya. Melakukan pengintaian ini juga membutuhkan biaya yang cukup besar, jika hanya menggantungkan dirinya dari biaya yang diberikan perusahaan maka percayalah tujuannya tidak akan bisa tercapai dengan baik.

Oppa, kau tahu Direktur Kim Jongin yang selalu menggodaku? Kini dia kembali berulah dan itu benar-benar menggangguku. Aku mau membunuhnya.”

“Setuju!”

Kim Jongin, seorang Direktur dari perusahaan besar di bidang komunikasi. Dia adalah salah satu dari pemimpin perusahaan yang memproduksi ponsel SAMSUNG, seluruh Korea Selatan mengenal dirinya. Pria mata keranjang yang merasa berhak memiliki segala hal karena lembaran saham berharga yang dimilikinya. Ya, memang kekayaan adalah salah satu faktor terbesar yang dapat menggelapkan mata setiap orang.

Nama Kim Jongin juga sangat terkenal di antara artis-artis terkenal Korea Selatan karena kekuasaannya itu. Banyak artis wanita yang menjadi ‘wanita-nya’ hanya demi sokongan dana untuk mengangkat nama mereka. Dan sayangnya itu belum juga memuaskan hasrat kebejatan pria brengsek itu oleh karenanya ia terus saja menggoda Shin Hye. Mengiming-imingi wanita itu dengan uang yang ia miliki. Tidak beruntungnya ia tidak mengetahui bahwa Shin Hye dan suaminya adalah seorang psikopat yang akan dengan mudah dan senang hati menghabisi nyawanya.

Rencana yang sudah diwacanakan mereka akan dijalankan hari ini. Skenario yang mereka mainkan akan menjadi drama nyata akhir dari kehidupan direktur tampan Kim Jongin. Shin Hye berdandan secantik mungkin dan Yong Hwa, pria itu memilih untuk bersembunyi di ruangan khusus mereka. Menunggu waktu yang tepat untuk muncul dan menghabisi nyawa pria hidung belang yang berani menggoda istri satu-satunya yang ia miliki. Sedangkan si pengintai pemula itu masih duduk dalam mobil van yang dijadikan sebagai basecamp-nya beberapa waktu ini.

Ting. Tong.

Macan itu mengantarkan nyawanya ke dalam neraka dunia yang telah disiapkan oleh Yong Hwa dan Shin Hye. Tanpa mengetahui ajal yang menantinya Kim Jongin menyerahkan buket bunga mawar yang ia bawa untuk Shin Hye dengan senyum lebarnya. Senyuman yang mampu meluluhlantahkan ratusan wanita di luar sana, terkecuali seorang Park Shin Hye.

Annyeong Jongin-ah.”

“Hai sayang.” Pria itu mengecup singkat pipi lembut Shin Hye.

“Kenapa kau lama sekali, aku sudah menunggumu dari tadi. Bagaimana jika Yong Hwa pulang?” Jongin tak mengetahui bahwa Shin Hye hanya berakting saja.

Ya, dia memang Park Shin Hye, aktris papan atas yang sangat mumpuni di bidang akting. Jelas saja ia dapat menerima berbagai macam penghargaan dengan kemampuannya itu. Jung Yong Hwa, penyanyi yang mengklaim dirinya sebagai top singer di salah satu acara televisi itu sibuk mengasah senjata yang akan digunakannya untuk menyiksa korban yang mengantarkan nyawanya sendiri itu sambil menyenandungkan lagu yang baru saja diciptakannya.

Woaahh, dia benar-benar melakukan segalanya untuk memancing korbannya.” Sambil menggelengkan kepala Min Ji tetap fokus pada layar monitornya. Melihat Shin Hye yang sibuk bermesraan dengan pria hidung belang yang terkenal itu.

“Kau mau minum apa?”

“Apapun, asalkan kau yang membuatnya itu akan sangat nikmat untukku.”

“Gombal.” Shin Hye memukul manja dada bidang Jongin sebelum akhirnya melangkahkan tungkai kakinya ke arah dapur dan menyiapkan minuman untuk tamunya.

Baru saja membuka pintu lemari esnya seseorang memeluk Shin Hye dari belakang, mudah untuk dikenali bahwa pelakunya adalah si tamu hidung belang sialan itu. Shin Hye kesal tapi ia harus bersabar sebelum bagian paling menyenangkan tiba. Ya, seperti kata pepatah bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.

“Kenapa lama sekali? Aku sangat merindukanmu sayang.”

“Aku baru meninggalkanmu satu menit Kim Jongin, jangan berlebihan.” Shin Hye membalikkan badannya dan mengusap lembut wajah Jongin dengan tangan halusnya.

“Aku sudah tak sabar ingin memasukimu, sayang.” Jongin menggenggam tangan Shin Hye yang mengusap wajahnya dan mengecup tangan itu, dia juga membauinya menghirup wewangian parfum yang entah kenapa begitu memabukkan untuknya.

“Ayolah Jongin, aku tidak dapat membuatkan minuman untukmu jika kau begini.”

“Biarkan sebentar lagi saja seperti ini.” Setelah itu Jongin menekan leher Shin Hye kearahnya, mencumbu wanita bersuami itu dalam-dalam dan baru berhenti setelah keduanya kehabisan oksigen dalam seluruh alveolus di paru-paru.

“Sudah. Sekarang pergilah ke kamar itu. Aku akan segera menemuimu.” Dan dengan mudahnya Jongin menuruti titah tegas wanita gila yang ia gilai itu.

Shin Hye kembali melanjutkan kegiatannya yang tadi sempat tertunda karena kehadiran Jongin yang tiba-tiba, untuk saja Jongin tidak datang di saat yang salah. Dengan cepat Shin Hye membubuhkan beberapa tetes obat bius ke dalam minuman pria itu. Tak banyak karena tujuannya adalah membunuh pria itu dalam keadaan sadar.

“Ini minumlah.” Shin Hye menyerahkan gelas dengan isian jus jambu kesukaan Jongin. “Aku juga menambahkan obat di sana.” Shin Hye berbisik di telinga Jongin dengan nada menggoda.

“Kau sangat mengerti diriku, sayang.” Jongin kembali mengecup bibir manis Shin Hye.

“Aku akan mandi lebih dulu dan kau habiskan jusmu itu supaya kita dapat menikmati permainan kita.” Shin Hye pun melangkahkan kakinya ke dalam kamar mandi yang ada di dalam kamar itu, hanya berusaha mengulur waktu hingga akhirnya Jongin tak sadarkan diri dan Yong Hwa menyeret pria itu ke dalam ruangan permainan mereka.

Cukup lama, butuh waktu setengah jam hingga akhirnya Jongin tak sadarkan diri hal ini karena memang Shin Hye hanya memasukkan dosis rendah obat bius dalam minuman Jongin. Mengetahui hal itu dengan santai Shin Hye melangkahkan kakinya untuk memanggil suami yang sedari tadi ia yakini mulai merasa bosan.

Tap. Tap. Tap.

Suara langkah kaki Yong Hwa menggema memenuhi ruangan permainan itu. Ia melangkahkan kakinya dengan berat karena harus membopong tubuh pria berbobot kurang lebih 65kg yang kini ia pikul dengan pundak kokohnya. Dan Shin Hye sudah bersiap di dalam ruangan dengan seutas tali yang akan digunakannya untuk mengikatkan tangan dan kaki Jongin melintang di atas meja yang terbuat dari batuan marmer yang khusus mereka pesan dengan harga mahal. Saat Yong Hwa meletakkan Jongin di atas meja marmer itu dengan sigap Shin Hye menjalankan tugasnya untuk mengikat kaki dan tangan Jongin.

“Ayo kita bersenang-senang!” Shin Hye mengangkat kedua tangannya dengan semangat, membayangkan hal yang akan segera mereka lakukan saat Jongin sadarkan diri nanti.

“Eeerghh.” Jongin mengerang, perlahan-lahan matanya mulai membuka, menangkap cahaya dari lampu temaram yang berada tepat di atas tubuhnya.

“Shin-ah.” Nama Shin Hye yang pertama kali dipanggil oleh pria itu saat ia siuman.

“Kau sudah bangun?” Sambil mengangkat sebuah gergaji mesin Shin Hye bertanya dengan nada manis.

“Kami akan segera membuatmu kembali tertidur dengan nyenyak untuk selama-lamanya. Chukkae!” Kali ini Yong Hwa bersuara.

Grrr.

Suara gergaji mesin yang bising mulai memenuhi ruangan itu, sukses membuat Jongin membelalakkan matanya ketakutan. Ia meronta-ronta, menggerakan tangan dan kakinya yang terikat dengan gelisah, berusaha melepaskan dirinya dari jerat kematian. Akan tetapi semua usahanya adalah sebuah kesia-siaan.

Ggggrrrrr……. gggggrrrrr….

Gergaji mesin yang terus berputar itu mulai menyentuh permukaan kulit leher Jongin dan dengan cepat darah menyiprat dari leher jenjang pria berkulit gelap itu. Wajah Shin Hye yang berlumuran cipratan darah Jongin tak menghentikan kegiatan menyenangkan wanita itu.

Hahahahaha.” Shin Hye terus tertawa girang melihat darah yang bermengalir dari leher Jongin.

Kepala pria itu benar-benar terlepas dari tubuhnya, tapi tubuhnya masih terus menggelepar. Saraf-saraf pria itu masih aktif layaknya orang hidup. Hal ini justru menjadi tontonan menarik bagi kedua orang itu.

“Lucu! Sangat lucu. Sudah lama kita tidak mendapatkan pemandangan menarik seperti ini.” Tawa Yong Hwa tak kalah keras dengan tawa riang Shin Hye. Tawa kedua orang itu menggema, memenuhi ruangan yang kini bersimbah darah Kim Jongin.

“Sekarang giliranku.” Yong Hwa mengambil alih gergaji mesin dari tangan Shin Hye dan mulai memenggal tangan dan kaki Jongin.

Kedua psikopat itu terus memotong-motong bagian tubuh Jongin menjadi bagian-bagian kecil sebelum akhirnya mengumpankannya pada anjing peliharaan mereka. Sedangkan organ-organ Jongin mereka kemas dengan baik dan berakhir dengan memperdagangkannya di deepweb. Mereka benar-benar membuat Jongin menghilang tanpa jejak dari muka bumi ini.

Hoeek… hoeekk.” Itu adalah kantong ke lima yang dipenuhi muntahan Min Ji yang menonton secara langsung pembunuhan keji yang dilakukan oleh pasangan suami-istri itu.

“Mereka benar-benar gila, psikopat tak cukup menjadi gelar untuk mereka. Mereka berdua juga sadistic. Aku harus melaporkan mereka segera ke polisi.”

Jiwa Min Ji yang mulai tergoncang mulai meronta, nuraninya sudah tak tahan lagi melihat berbagai macam pembunuhan yang dilakukan oleh suami-istri yang gila itu. Min Ji harus segera mengakhiri drama kematian yang nyata ia tonton. Entah akan berapa banyak lagi korban yang jatuh bila Min Ji tak segera bertindak. Sejak hari itu Min Ji menyerah untuk mengintai pasangan psikopat gila itu.

Dengan mengumpulkan keberanian yang selama ini padam karena rasa takut akan kematian Min Ji mulai menyusun bukti-bukti yang sudah dikumpulkannya sejak pertama kali ia menjadi penonton kematian Han Sunkyo. Membutuhkan waktu cukup lama untuk menyusun bukti-bukti yang ia kumpulkan secara rapi dan keseluruh untuk mempermudah pekerjaan kepolisian.

“Ahn Min Ji, apakah kau yang memasang kamera pengintai ini?” Tiba-tiba saja wajah Yong Hwa muncul secara jelas dan dekat di layar monitor. Min Ji ketahuan setelah beberapa bulan ini menjadi pengintai suami-istri selebritas pembunuh itu. Mungkin inilah akhir dari kehidupan Ahn Min Ji.

“Tuhan, tolong selamatkan aku.” Airmata meluncur begitu saja dari pelupuk mata Min Ji, ia terlalu takut saat ini. Seluruh tubuhnya bergetar, bayang-bayang pembunuhan yang dilakukan Shin Hye dan Yong Hwa memenuhi pikirannya. Semuanya berputar ulang layaknya film yang kembali ia tonton secara jelas.

“Park Shin Hye, lihat ini! Jurnalis gila itu mengintai kita secara diam-diam!” Yong Hwa berteriak memanggil istrinya. Hal itu membuat bulu kuduk Min Ji meremang, tamatlah riwayat jurnalis yang baru saja memulai kariernya itu. Hidupnya akan benar-benar berakhir sebentar lagi. Hanya tinggal mengitung hari saja dan Min Ji tidak akan lagi bisa melihat mentari bersinar ataupun bulan menghiasi malam bersama dengan bintang-bintang.

Kini Min Ji hanya menghabiskan harinya di dalam kamar sempitnya. Rasa frustasi dan depresi melingkupinya. Darah dan peristiwa membunuh terus membayangi pikirannya. Pikirannya tak lagi jernih, ia memasuki keaadaan mental terendahnya. Teror terhadap dirinya terus berdatangan dari kedua orang itu, telepon, email, dan pesan singkat berisi ancaman kematian terus masuk. Ini membuat Min Ji menon-aktifkan seluruh peralatan komunikasinya ponsel dan laptop, ia tidak lagi memedulikan kemungkinan untuk dipecat apabila tak mengirimkan laporan kepada atasannya di kantor.

Di sisi lain Yong Hwa dan Shin Hye berhasil mengetahui bahwa mereka telah diintai sejak lama oleh Min Ji dan pembunuhan yang dilakukan mereka diketahui secara jelas oleh jurnalis itu. Kesimpulan mereka, Ahn Min Ji harus segera dibunuh dan dimusnahkan dari bumi ini. Tak sulit bagi kedua orang itu untuk menggali informasi mengenai Min Ji. Bagi mereka mengorek informasi tentang wanita itu hanya seperti menggali kotoran dalam hidung mereka. Sangat mudah dilakukan dan melegakan ketika berhasil dilakukan.

Baek Juho kekasih Min Ji hari ini mengunjungi wanitanya itu, ia mengkhawatirkan Min Ji yang belakangan ini sangat sulit untuk dihubunginya. Ia memiliki firasat buruk mengenai kekasih yang sudah beberapa tahun ini mengisi hari-harinya.

“Ji-ah. Min Ji, aku datang!” Juho terus mencari keberadaan kekasihnya di semua ruangan hingga akhirnya Min Ji ditemukan dalam keadaan buruk. Wanita itu berjongkok di sudut kamarnya, terlihat ketakutan dan depresi.

“Ahn Min Ji!” Pria itu berteriak dan bergerak cepat menghampiri kekasih tercintanya. Dengan sigap Juho memeluk tubuh wanita itu. Berulang kali ia mengecupi puncak kepala Min Ji dan mengelusnya lembut, berusaha memberikan rasa aman dan nyaman pada wanita yang berniat untuk dinikahinya.

“Juho oppa.” Bisikan Min Ji yang menyebut namanya terdengar memilukan, airmata mengalir deras dari kedua pelupuk mata bulat Min Ji.

“Mereka akan datang membunuhku, tolong aku oppa. Selamatkan aku.” Dengan tubuh bergetar Min Ji meminta pertolongan dari pria yang sangat ia percayai itu.

“Tenang Min Ji, aku akan melindungimu.” Setelah itu dua insan itu pergi meninggalkan apartement Min Ji menuju apartement Juho. Berharap orang yang ditakuti Min Ji tak dapat menemukannya. Juho bertekat akan melindungi Min Ji sampai akhir.

Beberapa hari tinggal bersama Juho membuat Min Ji kembali mampu mengendalikan dirinya meskipun ia masih sering merasa takut bila sendirian. Wanita itu juga sudah menceritakan segala hal kepada kekasihnya dan mereka akan segera melaporkan sepasang selebritas gila itu kepada pihak kepolisian. Sedangkan masalah pekerjaan Min Ji, Juho sudah mengurusnya. Lee Nayoung membebaskan Min Ji sampai dengan kedua selebritas itu ditahan pihak kepolisian, untung saja atasan Min Ji itu mau memaklumi keadaan yang ada.

Juho berulang kali pergi ke kantor kepolisian untuk mengurus laporannya. Ia memutuskan Min Ji tidak ikut mengurus hal ini karena takut akan diketahui oleh Yong Hwa dan Shin Hye. Hanya dalam hitungan hari lagi kedua pembunuh itu akan digrebek oleh polisi.

Beberapa polisi pergi menuju lokasi syuting Shin Hye dan beberapa lainnya pergi menggrebek Yong Hwa di kantor FNC Entertaiment. Keduanya sedang sibuk menjalani pekerjaan mereka sebagai artis papan atas Korea Selatan. Seorang polisi pergi menemui sutradara menunjukkan surat penahanan yang dilayangkan kepada Shin Hye, hal yang sama juga berlaku terhadap Yong Hwa surat penahanan ditunjukkan pada CEO Han, pemimpin FNC Entertaiment. Banyak pihak yang kaget dengan penangkapan kedua artis yang dikenal murah hati itu. Berita-berita mengenai penangkapan mereka mulai tersiar ke seluruh bagian Korea Selatan. Tentunya berita ini juga mendunia karena kedua orang itu memiliki banyak penggemar di seluruh penjuru dunia. Hal ini menjadi awalan baru bagi Ahn Min Ji. Wanita itu menuliskan berita tentang kedua orang itu dengan baik, hal ini dikarenakan hanya Ahn Min Ji yang mengetahui kebenaran yang ada dibalik kemapanan dan kemashyuran nama Jung Yong Hwa dan Park Shin Hye.

PASANGAN SELEBRITAS JUNG YONG HWA DAN PARK SHIN HYE DITANGKAP PIHAK KEPOLISIAN

(09/20) Jung Yong Hwa dan Park Shin Hye, pasangan selebritas papan atas Korea Selatan yang dikenal baik oleh masyarakat kini ditangkap oleh pihak kepolisian. Diketahui mereka ditangkap karena telah melakukan berbagai macam pembunuhan keji. Persidangan akan segera dilangsungkan pada 10 Oktober 2017. Polisi membenarkan hal itu, mereka menyatakan bahwa pembunuhan yang dilakukan oleh pasangan artis itu dilaporkan oleh seorang jurnalis dengan inisial AMJ yang memang sudah lama mengintai kedua tersangka. Jurnalis tersebut juga akan dipanggil untuk menjadi saksi dalam persidangan tersebut. Polisi menyatakan bahwa ada kemungkinan besar jika kedua tersangka akan dijatuhi hukuman mati atas kejahatan yang telah mereka lakukan. Diketahui juga bahwasanya ada beberapa korban pembunuhan merupakan orang-orang terkenal. Seluruh atensi masyarakat Korea dan penggemar internasional tertuju pada kedua orang itu, banyak komentar-komentar yang berseliweran di media sosial, banyak yang tidak percaya dan banyak juga yang memaki kedua orang itu. Kita lihat saja kedepannya bagaimana akhir dari peristiwa ini.

FIN.

 

Nothing to say, ini pertama kali bikin ff dengan tema jurnalistik. Harapannya mah biar dapat  point tambahan. Wkwk. Semoga menang.

LEAVE A COMMENT!

53 thoughts on “[SEG Event] ​Psychopath Couple

  1. serem bgt baca ff ini, bayangin mereka bisa lakuin hal gila kaya gtu bikin aku bergidik ngeri…..tapi keren ceritanya g mlulu romance

  2. Sedihh kharakter pasangan yongshin di ff ini tapi dari itu semua ffnya keren authornim 🙂
    Berkaya terus authornim perbanyak ff dengan cast uri yongshin . Fighting !!!

  3. Akuu jugaa rasanya udah enek2 gimana gituu bacanya. Karena terlalu jelas detil pembunuhannya. Berhubung castnya adalah bias jadi aku selesaiin bacanya demi mereka. Gomawo authornim udah nyempilin Baek Juho di akhir cerita~ penutup yang manis wkwk

Leave Your Comments Juseyo ^^