HOMEWORK

retro-do-your-homework

Title     : Homework

Author : SaeByulKim a.k.a CyanUK_Park

Rating  : G

Genre   : School life

Length : Oneshoot (1040 word)

Cast :

  • Kim Saebyul (OC)
  • Park Chanyeol (EXO)
  • Tiffany Han (OC)
  • Others

Disclaimer :

Chanyeol adalah milik Tuhan YME, keluarga, agensi, und Mein. Sementara OC dan plot murni hasil pemikiran saya sebagai author. mohon maaf jika ada kesamaan nama, alur, tempat, dll karena hal itu bukanlah sesuatu yang saya sengajakan. DON”T CO-PAS PLEASE! hargailah karya orang lain. Jadian good reader dan apresiasilah setiap karya orang lain. RCL JUSEYO!! ^^

Saebyul memasuki kelasnya dengan nafas terengah-engah. Ia baru saja berlari dari gerbang sekolah hingga kelasnya di lantai tiga, karena ia takut terlambat untuk yang kesekian kalinya. Teman-teman yang berada di dalam kelasnya hanya menatap gadis itu sesaat dan kemudian kembali berkutat dengan pr mereka. Pr?

Bahkan ia belum sempat mendaratkan pantatnya ke kursi saat sebuah suara baritone menyapanya.

“Kau sudah menyelesaikan pr-mu?” Lelaki itu, Park Chanyeol, duduk di kursi sebelah Saebyul. Merea adalah classmate.

“Pr apa?” Tanya Saebyul sambil duduk dan mengatur nafasnya.

“Akuntansi yang diberikan Song seonsangnim Kamis lalu,” Chanyeol mengeluarkan buku besar dan peralatan tulisnya dari tas.

“Aku baru membuatnya sampai Jurnal Umum. Bahkan itupun belum selesai. Kau sudah selesai?” Saebyul mengambil buku tugasnya sendiri.

“Aku baru akan menyusun Neraca Saldonya,” jawab Chanyeol dengan cengiran khasnya.

“Huh. Itu sama saja kau hamper selesai,” Saebyul melanjutkan mengerjakan tugasnya, begitupun Chanyeol.

“YAK! KENAPA TIDAK BALANCE?” Teriakan histeris Chanyeol terdengar seantero kelas. Semua murid hanya menatap Chanyeol malas. Neraca yang tidak balance merupakan hal yang biasa saat kau mengerjakan tugas akuntansi. Dan itu pertanda bahwa ada yang salah saat pengerjaannya.

“Jjinja? Coba ku lihat,” Chanyeol menyerahkan buku tugasnya pada Saebyul. Kemudian gadis itu memperhatikan setiap rinci angka-angka yang tertera di buku itu sambil membandingkannya dengan apa yang telah ia buat.

“Jurnal umum akun utang dagang kita beda,” celetuk Saebyul masih menatap angka-angka di buku itu.

“Biar ku lihat,” Chanyeol ikut meperhatikan tugas yang telah ia buat dan membandingkannya dengan Saebyul. Kenapa beda?

“Ha! Kenapa pengeluaran kas-mu 28.550.000? Punyaku hanya 27.050.000,”

“Wae?” Chanyeol terlihat frustasi dan membalik halaman buku tugasnya untuk melihat kembali jurnal pengeluaran kas yang sudah ia buat. Saebyul juga kembali mengecek jurnalnya. Siapa tahu dia yang justru melakukan kesalahan.

“Kau salah di sini,” Saebyul menunjuk angka 15.000.000 yang tertulis di buku Chanyeol. “Seharusnya di sini 13.500.000. Karena ada retur pembelian tanggal 12 Desember.”

“Aah.. Geurae. Saebyul Daebak!” Puji Chanyeol sambil mengacak rambut Saebyul.

“Of course,” canda Saebyul sambil menyombongkan diri.

“Annyeong haksaeng-deul,” Song seonsangnim masuk ke kelas membuat para murid menghentikan aktivitas mereka mengerjakan pr.

“Annyeong Seonsaeng-nim,” sapa seluruh murid serempak.

“Yang saya panggil diharapkan untuk maju ke depan kelas,” Song seonsaengnim terlihat tidak bersahabat pagi ini.

“Jung Daeun, Kim Jongdae, Yoon Shiwon, Han Yoochun, Kim Jongin, Oh Sehun, Byun Baekhyun, dan Huang Zitao.”

Satu per satu murid yang dipanggil oleh Song seonsaengnim maju ke depan kelas.

“Waeyo?” Bisik Saebyul

“Mwo?” Chanyeol masih sibuk dengan jurnal dan neraca-nya.

“Mereka,” Saebyul menunjuk teman-temannya yang tengah berdiri di depan kelas.

“Oh, cabut,” jawab Chanyeol tanpa menoleh pada Saebyul. Ia benar-benar konsentrasi saat ini. Saebyul hanya menganggukkan kepalanya mengerti.

“Sementara saya memproses teman kalian ini, harap belajar dengan tenang dan tidak ada yang meribut.”

“Ne, seonsaengnim,” jawab murid lainnya serempak. Detik berikutnya Song seonsaengnim menggiring delapan murid yang cabut minggu lalu ke luar kelas.

Saebyul memutuskan untuk mengikuti Chanyeol –menyelesaikan tugasnya. Mereka saat ini benar-benar serius mengerjakan tugas itu.

“Akh! Kenapa masih tidak balance?” Chanyeol mengerang frustasi sambil mengacak rambutnya. Lama-lama ia bisa gila, pikirnya saat itu.

Saebyul memperhatikan teman sebangkunya itu dengan prihatin. Sebenarnya ia juga takut tugasnya ini akan berakhir sia-sia karena akun yang tidak balance.

“Bagaimana kalau kita membandingkan tugas kita saja. Kurasa kita akan menemukan letak kesalahannya. Semua Jurnal Umumku sudah selesai.”

Chanyeol menyetujui usulan Saebyul, kemudian mereka saling membandingkan tugas masing-masing. Saat ada jumlah yang berbeda, mereka akan memperdebatkannya dan membuktikannya. Chanyeol banyak membuat kesalahan karena ia tidak memperhatikan retur-retur yang ada pada soal, sementara Saebyul salah di satu akun. Ia lupa mengurangi akun tersebut.

Mereka saling memperingatkan dan sama-sama mengetahui kesalahan-kesalahan masing-masing. Tak jarang mereka menertawakan kebodohan mereka dalam mengerjakan tugas akuntansi itu.

“Yes, finally!” Chanyeol dan Saebyul berujar bersamaan saat neraca yang mereka buat seimbang. Mereka saling menatap dan kemudian tertawa bersama.

“Kau tahu, kadang aku takut padamu?” Ujar Chanyeol pada Saebyul saat tawa mereka mereda.

“Wae?” Saebyul menatap Chanyeol dengan kening berkerut. Lelaki tiang listrik raksasa itu takut padanya?

“Karena kita sering sekali mengatakan hal yang sama di waktu yang bersamaan seolah-olah kau tahu apa yang ada dalam pikiranku,”

“Aku juga merasa seperti itu,”

“Jangan-jangan kita berjodoh.”

Saebyul hampir tersedak air ludahnya sendiri saat mendengar ucapan spontan Chanyeol, sementara Chanyeol tersenyum derp di sebelahnya.

“Hahahaha, mungkin,” celetuk Saebyul bercanda, tetapi justru Chanyeol-lah yang terkejut dengan celetukan Saebyul.

“Kita masih harus membuat Neraca Lajurnya,” ujar Saebyul mengembalikan situasi yang awkward bersama Chanyeol.

“Ayo kita buat,” sahut Chanyeol sambil tersenyum.

Saebyul dan Chanyeol sibuk menggaris dan mebuat kolom-kolom kerja. Bahkan disaat seperti ini pun mereka sangat ribut.

“Chanyeol-ah, pinjam penggaris,”

“Saebyul-ah, mana pensilku?”

“Yak, Chanyeol, dimana kau meletakkan penghapusku?

“Penggaris mana? Mana?”

“Bisakah kalian tidak membuat kegaduhan? Kalian satu meja, ambil saja apa yang kalian pelukan,” Tiffany yang duduk di bangku depan Chanyeol dan Saebyul tampak kesal dengan tingkah dua bocah di belakangnya yang berisik sekali.

“Mianhae, Fany-ah,” ucap Chanyeol dan Saebyul bersamaan. Mereka tiba-tiba diam dan saling pandang. Dan tawa mereka pun pecah.

“Kau men-copy ucapanku,”

“Ani! Kau yang meng-copy,”

“Astaga. Kalau seperti ini setiap harinya sebaiknya aku pindah saja,” ujar Tiffany sambil memutar tubuhnya menghadap dua orang yang duduk di belakangnya.

“Kalian masih melanjutkan tugas ini?” Tiffany melihat tugas Saebyul dengan hopeless.

“Kau tidak mengerjakannya?” Tanpa Saebyul tanyakan pun sebenarnya ia sudah tahu jawabannya.

“Aku sudah tidak sanggup. Mataku mulai berkunang-kunang,” ujar Tiffany mendramatisir.

“Kau berlebihan,” dan untuk kesekian kalinya, Chanyeol dan Saebyul mengucapkan hal yang sama bersamaan.

“Kalian mengerikan,” Tiffany menatap dua orang di hadapannya sambil berpura-pura bergidik.

“Hahahaha, begitulah kami,” jawab mereka serempak sambil merangkul satu sama lain.

“Terserah kalian.”

Tiffany kembali memutar tubuhnya dan kemudian menelungkupkan kepalanya di atas meja. Ia benar-benar ingin tidur saat itu juga. Ia tidak berniat untuk melanjutkan tugas akuntansi yang membuatnya pusing setengah mati itu.

Chanyeol dan Saebyul melanjutkan tugas mereka yang hampir selesai. Mereka bekerjasama dan saling mengingatkan jika yang lainnya salah. Bahkan mereka melakukan pengecek-an berkali-kali agar angka-angkanya benar.

“BERHASIL!” Teriak keduanya lantang membuat seluruh kelas menatap mereka.

“Kalian sudah selesai?” Tanya seorang murid berkacamata.

“Wuaah, Daebak!”

“Boleh kami melihatnya?” Dan puluhan tanggapan lain saat mereka mengetahui Chanyeol dan Saebyul telah berhasil mebuat tugas itu. Mereka seperti menemukan telaga di tengah padang pasir.

“Berhasil, behasil, berhasil, hore! We did it!” Chanyeol dan Saebyul menyanyikan sepenggal lagu dari film animasi Dora The Explorer. Kemudian mereka tertawa bersama menyadari kekonyolan mereka. Benar-benar konyol.

“YONSEI! WE’RE COMING!”

CyByul’s note :

Annyeong!!

Mianhae karena baru bisa nge-post lagi setelah kurang lebih dua bulan menghilang (?)…

Cerita ff ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi author saat mengerjakan tugas akuntansi yang bisa dibilang mudah-mudah sulit (?). Ya, akuntansi itu membutuhkan konsentrasi penuh. Salah penempatan akun bakalan bikin pembukuannya salah hingga akhir (kebayang kan betapa ribetnya kalo udah mau selesai, eh malah ada yang salah bagian awalnya) dan salah kurang atau lebih satu nol adalah kesalahan yang amat fatal. Pokoknya harus teliti deh.

Memang bener pemikiran “lebih baik bersama-sama dari pada sendirian”. Kenapa? Karena kalo kita bekerja sama kita bakalan tahu dimana salahnya kita, dan kita bisa saling melengkapi kekurangan masing-masing.

Nggak tahu juga sih apakah di korea ada pelajaran akuntansi juga. Tapi kayaknya ada deh^^

Karena aku masih terbilang baru di dunia per-ff-an maka aku minta saran dan kritikan reader-deul supaya tulisanku ke depannya bisa lebih baik lagi.

SO PLEASE RCL !!!

4 thoughts on “HOMEWORK

  1. Yang aku pikir setelah baca dic ini: “astaga, pr ipa sama fotografiku belum selesai” 😀 dan itu bukan satu dua soal, tapi berlembar lembar masaa -.- guru itu seneng banget sih nyiksa muridnya, kurang jahat apa cobaa /ga

    Mereka lucu 😀 ini fic Cenyol kedua yang malem ini aku baca. Kerasa banget school-life sama friendshipnya, feelnya dapet kok :3 aku jadi kangen temen deketku yang pindah ke makasar. Kita biasanya sering ngomong sesuatu secara barengan kek Cenyol-Saebyul ini. Dan aku ngeri XD

    Great! Aku suka fic ini. Ditunggu karya selanjutnya ya kakk~ semangaat♥

    nb: kalo sempet mampir ke ficku atas nama l.joo//bekey yaa ((promosi))

Leave Your Comments Juseyo ^^