A Ficlet by Joonisa
Cast [iKON] Goo Junhoe, [OC] Jung Hajin
Duration Ficlet [+500K wc]
Genre Romance, Sad
Rating PG 13
.
Aku akan mati, sebentar lagi, secara harfiah.
.
Alis Hajin bertaut saat ia baru saja melangkah masuk ke sebuah café langganan Junhoe. Pria itu tengah menyesap kopi dengan asap yang masih mengepul sambil menatap kosong ke luar jendela. Namun bukan itu yang membuat Hajin merasa janggal, melainkan wajah pucat pasi dengan bibir seputih bedak tabur yang terukir di wajah Junhoe.
“Kenapa diam di situ? Duduklah.”
Hajin mendekat tanpa sepatah kata. Ia lalu duduk di kursi sebelah Junhoe, bukan di seberang seperti yang biasa dilakukannya, membuat Junhoe bergantian mengerutkan alisnya.
“Tumben, biasanya duduk di depanku?”
“Kau sakit?” tanya Hajin tanpa basa-basi. Junhoe menghela napas, menyesap kopi, lalu menatap ke luar jendela lagi.
“Aku akan mati, sebentar lagi, secara harfiah.”
Air mata Hajin hampir saja jatuh kalau saja ia lupa Junhoe selalu mengatakan Hajin adalah wanita yang kuat. Berusaha menguatkan diri, Hajin membuang pandangnya ke arah lain, menarik napas dalam-dalam, lalu kembali menatap Junhoe yang masih memunggunginya. Kekasihnya itu memang senang bergurau bahkan terkadang membuat kegaduhan layaknya remaja beranjak pubertas, tapi beda cerita kalau Junhoe tiba-tiba bicara dengan nada serius dan menggunakan kalimat singkat-padat-jelas seperti saat ini. Itu artinya Junhoe sungguh-sungguh tidak sedang bergurau.
“Separah itukah?”
Junhoe akhirnya berbalik menatap Hajin, lalu bibirnya menyunggingkan senyum yang biasanya memberi keteduhan di hati Hajin.
“Kalau kau bertanya dengan pertanyaan yang sama besok, aku juga akan menjawab seperti tadi.”
Hajin lagi-lagi mengerutkan alis, lalu tiba-tiba Junhoe tertawa sambil mengacak pelan rambutnya.
“Ayolah, Hajin! Kau ‘kan pintar, kau pasti mengerti maksudku.”
Hajin diam, menatap Junhoe lurus-lurus sambil memikirkan jawabannya. Berulang-ulang ia menata frasa Junhoe di kepalanya, mencoba mengaitkan antara kata satu dengan kata yang lain lalu kemudian meramunya dengan makna yang lebih luas tanpa terkotak-kotak oleh arti mutlak dari kata itu sendiri.
“Maksudmu, semua orang sedang menunggu mati dan mati itu sebenarnya dekat namun tak terlihat oleh kita? Dan kau akan terus menjawab ‘sebentar lagi’ padahal kau sendiri tidak tahu akan mati kapan, benar begitu?”
Junhoe bertepuk tangan dua kali kemudian menyentil ujung hidung Hajin.
“Bingo!”
Hajin membalas sentilan itu dengan sebuah jitakan pedas di kepala Junhoe, membuat Junhoe meringis karena rasa sakitnya benar-benar tidak biasa.
“Hajin! Sakit!”
“Jadi sebenarnya kau sakit apa sampai membawa-bawa teka-teki soal mati? Heh?”
“Kanker darah stadium akhir.”
Kontan rasa menyesal menyergap Hajin karena baru saja menjitak Junhoe. Ia pikir kekasihnya itu mempermainkannya, ia pikir Junhoe hanya sakit flu, ia pikir Junhoe hanya berbuat iseng seperti biasanya.
“Kau tidak bohong ‘kan?”
Junhoe menggeleng cepat lalu melingkarkan tangannya di bahu Hajin, menariknya mendekat kemudian memeluknya.
“Aku memberitahumu karena aku tidak ingin menyembunyikan apapun. Kalau masih tidak percaya, kau bisa tanya orang tuaku.”
Hajin terdiam sejemang. Ia menggigit bibir saat air mata mulai menusuk bagian belakang matanya, memaksa untuk keluar dan pada akhirnya Hajin tak kuasa menahannya. Ia membenamkan kepala di bahu Junhoe, membuat jaket pria itu basah karena air matanya terlampau banyak. Bahunya naik-turun dengan cepat, membuat Junhoe harus menepuknya beberapa kali agar gadisnya tenang.
“Kau gadis yang kuat, iya ‘kan?”
Tak perlu waktu lama, Hajin berhenti menangis, lalu menatap Junhoe sembari mengangguk. Junhoe menghapus air mata yang masih mengalir di pipi Hajin dengan perasaan bersalah. Tak seharusnya ia membuat Hajin sedih, tapi keadaan akan lebih buruk kalau ia menyembunyikannya lalu tiba-tiba mati, pikir Junhoe.
“Jun…”
“Mmm?”
“Sembari kau menunggu saat itu, aku tidak akan pernah berhenti berdoa. Ingat itu.”
Junhoe tergelak saat mendengar ancaman kecil yang terlontar begitu saja dari mulut Hajin, “memangnya apa doamu?”
.
.
.
“Doaku, agar kau sembuh. Setiap hari aku akan mengucapkannya, sekali pun kau menyuruhku berhenti, aku tidak akan berhenti. Ingat itu!”
.
.
FIN
a/n:
Buat Jinho48 yang request FF ini, semoga sesuai harapan yak hehehe 😀
INDO FANFICTIONS 