He&She [Chapter 3]

seyofx-copy1

Scriptwriter: seyofx| Title: HE&SHE | Main Cast:

Park Chanyeol as Chandra Hirawan

Son Wendy as Claire Tandiono

Kim Jongin as Andrian Januari

Kang Seulgi as Sagita Edith

Xiumin as Raditya Sugiono

Other Cast: ‘Seventeen’ Wonwoo as Wahyu Bagaskara

Krystal as Karina

Mark Tuan as Mark Rizky Ramadhan

| Genre: campus life, romance, drama, slice of life| Rating: teen | Lenght: chaptered | Disclaimer: This story is my own. Don’t be a plagiator. Be a good readers. ALERT! This fanfiction is a local vers. Don’t forget to like and comment ^^

“dimana coba ninja merahnya Andrian.” Gerutu Chandra di parkiran motor kampus. Akhirnya ia pun mengikuti kata hati nuraninya untuk menjemput Claire. Setelah ia menemukan motor ninja Andrian, Chandra langsung mengemudikan motor itu cepat.

Bagaimana kalau Claire sudah pergi duluan?

Enggak, enggak, enggak mungkin! Bisa aja dia masih di rumah dan berharap kalau aku jemput dia

Hah, apaan deh Chan? Kamu sendiri yang bilang ke Claire buat search google maps, ya berarti dia udah paham kalau kamu gak mau antar dia!

Tapi kan.. ah sudahlah! Sambil nyetir, aku mesti cek kanan kiri.

Tetapi, Chandra terus melihat kearah kanan dan kirinya dan tidak menemukan Claire sama sekali. Chandra panic dan khawatir, ia takut Claire tersesat atau apalah. Pokoknya takut Claire kenapa-kenapa

Eh kok jadi khawatir sama dia?

Chandra semakin mempercepat laju motornya hingga akhirnya ia melihat Claire sedang berdiri bersandar di lampu jalan dekat café

“Claire!” ujar Chandra, Claire langsung menengok kearah Chandra karena merasa dirinya terpanggil. Chandra langsung memarkirkan motor di depan Claire

“cepetan naik. Kamu pernah kan naik motor?”

Claire mengangguk “iya kok pernah.”

“Kali ini aku antar, nanti kamu inget jalannya ya. Besok-besok jangan harap aku antar lagi.” Kata Chandra

“makasih ya Chan.” Kata Claire

Chandra mengiakan Claire lalu membenarkan helm hitam yang ia pakai dan segera menyetirkan motor ninjanya ke kampus, Claire memegang jansport hijau tua milik Chandra sebagai pegangannya

“pegangan yang kuat ya. Aku rada buru-buru soalnya bentar lagi kelas dimulai.” Kata Chandra di jalan

“iya Chan hehe.”

Chandra langsung mengemudikan motornya dengan kecepatan sedang. Untungnya mereka sampai di kampus tepat waktu. Chandra langsung memarkirkan motor Andrian di tempat sebelumnya

“kamu keluar dari tempat parkiran langsung Tanya ke satpamnya aja, Tata Usaha dimana.” Kata Chandra

Claire mengangguk mengerti, “makasih ya Chan.”

Chandra hanya diam dan meninggalkan Claire menuju kelasnya

 

~**~

 

“iih sumpah dit! Yang namanya Mingyu ganteng ya!” kata Gigi saat Radit dan Gigi menonton MV Seventeen – Mansae di laptop Radit. Akhir-akhir ini Gigi jadi suka Korea karena terpengaruh oleh Radit. Gigi jadi suka lagu Red Velvet – Dumb Dumb karena Radit

“gak mau komentar ah Gi. Kalau aku bilang Mingyu ganteng nanti Andrian sama Chandra bilang aku homo.” Kata Radit polos

Ucapan Radit tadi langsung disambut dengan gelak tawa Andrian dan Chandra “elah Dit haahhahaha lo tahu banget kita berdua ya.” Tawa Andrian

“tos dulu dong Dri.” Chandra dan Andrian langsung high five, Radit langsung menjitak kepala Chandra dan Andrian

“udah udah. Sekarang kita langsung ke topik aja.” Kata Gigi

“pokoknya aku masih kesel sama Chandra.” Lanjut Gigi

“hah apaan Gi? Kok gua?” Tanya Chandra heran

“aku diceritain Andrian soal kejadian kamu sama Claire” jawab Gigi, Radit menaikkan alisnya

“kejadian gimana? Ceritain dong dri.” Kata Radit penasaran

“itu Dit. Jadi si Chandra ngomong sarkastik dan pedes soal Claire, dan parahnya Claire yang baru aja dateng dari Canada denger kata-kata Chandra itu. Claire yang jago bahasa Indonesia itu pun langsung bales omongan Chandra. Terus gua juga sempet liat Claire nangis pas udah gua anter ke kamarnya. Terus kemarin juga dia ogah-ogahan kan anter Claire ke kampus.” Jelas Andrian

“Dri, yang nangisnya jangan dilebih-lebihkan deh. Kamu cerita ke aku perasaan enggak bilang soal nangisnya-_-“ kata Gigi

“yaelah Gi, diem aja dong! Biar Chandranya makin bersalah.” Andrian memanyunkan bibirnya

“kok kamu benci banget sama Claire sih Chan? Apa karena soal café itu?” Tanya Radit

“yaudah kan tuh tahu. Terus kenapa? Kayaknya aku benci sama satu orang itu udah jadi masalah buat kalian. Gini deh, Gigi aja benci sama Karina karena Karina itu bitchy, Andrian kadang kesel sama Mark karena Mark kalo futsal suka sok-sok kapten, Radit juga enggak suka sama Bagas karena Bagas rada songong. Kalian punya 1 orang yang kalian benci kan? Dan sekarang adalah saat dimana aku punya orang yang aku benci dan dia adalah Claire. Kenapa? Masalah? Ada yang mau komentar?”

Semua terdiam setelah mendengar pernyataan Chandra. Gigi tidak percaya dengan apa yang ia dengar, begitupun dengan Radit

“Ganyangka aku Chan, kamu bisa ngomong pedas kayak begitu.” Kata Gigi

“terserah kamu deh Chan, ra urus.” Timpal Radit

Andrian beranjak dari tempatnya, lalu bertepuk tangan “gila gila gila. Enggak nyangka, seorang Chandra bisa sejahat itu. Salut gua sama lo Chan. Sekesel-keselnya lo sama orang gapernah separah ini. Standing applause gue buat lo.” Kata Andrian

“haha terserah kalian deh ya, aku cabut duluan.” Chandra menggendong tasnya dan berjalan keluar meninggalkan teman-temannya

 

~**~

 

“Nah, akhirnya selesai juga.” Kata Radit setelah membantu Claire menyusun meja-meja di café Claire, terlihat juga Andrian yang selesai membenarkan computer kasir, dan Gigi yang sedang membahas menu dengan Claire.

Setelah kejadian tadi siang, Radit mengajak Gigi dan Andrian untuk membantu Claire di café karena Chandra pasti tidak mau membantu Claire sama sekali sehingga hanya Claire yang bekerja. Selain itu juga Claire masih sibuk mengurus surat imigrasinya.

“kalau kata aku, masukin aja menu makanan berat kayak nasi goreng, chicken steak, sama satu lagi terserah kamu. Soalnya jujur kalau aku ke café kadang suka sekalian makan malam gitu hehe.” Usul Gigi

“oke oke, Jadi ada makanan beratnya, terus snacknya ada kayak waffle, roti bakar, sandwich, dan lain-lainnya yang pokoknya makanan western tapi taste Asian. Alright I get it I get it.” Claire langsung menulis usulan Seulgi di notesnya

“hmm, berarti yang belum tinggal menu kopi sama dekornya ya.” Kata Andrian, Claire mengangguk

“kalian bantu sampai sini aja enggak apa-apa kok, sisanya aku diskusi sama Chandra aja, maaf ya ngerepotin kalian.” Kata Claire

“eh rapopo mba’e! toh kita seneng ngebantuin mbak Claire.” Timpal Radit, Claire tersenyum tipis

“wih, sekarang kita udah punya basecamp sendiri dong. Enggak perlu ke café lain lagi.” Kata Andrian

“yeeh tapi kan tetep aja bayar.” Gigi menyenggol pelan Andrian

“eh udah larut malam nih. Kalian enggak pulang? Chandra juga kok belum pulang ya” Tanya Claire yang melihat jam di dinding menunjuk ke angka 11

“masih pagi elah Claire!” sahut Andrian sambil memutar lagu R&B di speaker café

“eh iya, pulang yuk.” Kata Radit, Gigi pun setuju lalu menarik kuping Andrian “Dri buru pulang ah gegayaan jadi anak malem. Kalau kamu enggak pulang, nanti siapa yang anter aku ke kost?!” omel Gigi

“lahh si Bagas kan bisa, Gi!” jawab Andrian

“mbahmu, Bagas udah molor jam segini.”

“eh apaan nih, kok pada disini.”

Semua menengok kearah Chandra yang berdiri di depan pintu dengan helm motor hitam di tangan kanannya. Chandra terlihat bingung karena semua temannya ada di café terlebih lagi Café sudah bersih dan rapi

“kita abis bantuin Claire beresin café, Chan. Soalnya kita tahu kalau kamu enggak bakal bantuin Claire.” Jawab Gigi

“ini ide Radit sebenernya yang pengen ketemu sama Claire, tapi yaudahlah sekalian aja bantuin Claire.” Timpal Andrian

“ooh yaudah.” Kata Chandra cuek

Berarti dia tidak memerlukan bantuanku

 

FLASHBACK ON

“Rapat hari ini selesai ya, makasih banget buat yang rela dateng ke rapat.” Tutup Mark yang merupakan pemimpin rapat sekaligus ketua pelaksana event BEM terdekat. Setelah Mark membubarkan rapat, semua peserta rapat pun berjalan keluar dari ruangan, ada juga beberapa orang yang masih di ruangan.

Chandra yang menyimpan laptop di tas dan bersiap-siap pulang pun ditahan oleh Mark

“eh Chan.” Kata Mark

“kenapa?”

“elo kan anggota Humas Dana. Aku minta tolong banget, selain dari sponsor kamu juga cari dana sendiri kayak misal kerja part time atau gimana kek gitu. Karena kita jangan tergantung banget sama sponsor.” Kata Mark

Chandra mengangkat alisnya “Yakin? Menurut aku kita udah positif bakal diterima kok proposalnya sama sponsor. Tingga nunggu waktu aja.” Kata Chandra

“Iya sih, ada benarnya juga. Tapi apa salahnya cari dana juga, aku dengar Karina mau bikin foodtruck. Kreatif deh dia.”

Cih, itumah dia aja yang mau pamer kekayaan sama cari perhatian. Kata Chandra dalam hati

“iya Mark, nanti aku usahain. Aku mau pamit dulu ya.”

“eh tumben Chan kamu cepet pulang. Biasanya juga ngobrol dulu sama BPH.” Kata Mark heran

Sebenarnya rencana Chandra setelah rapat adalah membantu Claire di Café. Entah kenapa tiba-tiba dia ingin membantu Claire. Tetapi sepertinya lebih baik berkumpul dengan BPH saja daripada membantu Claire

“Kak Chandra~! Ayo kesini kak! Aku bawa hotdog nih!!” pekik Karina dari kejauhan, terlihat ia sedang berkumpul bersama BPH yang menikmati hotdognya

“hehe enggak jadi deh Mark, aku duluan ya.” Chandra langsung berlari menuju tempat parkiran

Leave Your Comments Juseyo ^^