[Freelance || Drable] Between The Sun And The Satellite

3c12ae50491248984d2a5e2853afe9d4

BETWEEN THE SUN AND THE SATELLITE

An absurd fanfic by narinputri

cast : SEVENTEEN’s Hoshi, OC’s Yoru || genre : fluff, hurt, slight!fantasy || length : ficlet || rating : G

also published at Fiction Jukebox and Pledis FF Indo

Enjoy and happy reading 😀

.

.

“Tak akan pernah habis bila kita membahas tentang satelit dan matahari…”

==000==

 

“Hosh!” Dara bermata almond tersebut memanggil sosok pemuda tengah asyik meneropong langit malam nan kelam.

“Kau tinggal di bintang bagian mana?”

Terkikik Hoshi dengan pertanyaan aneh Yoru. Diletakkan teropongnya di atas rerumputan seraya tersenyum manis memandang Yoru.

“Apa karena namaku yang berarti ‘bintang’, lantas aku berasal dari sana?”

Yoru sekedar memberi cengiran kecil pada Hoshi. Maklum saja, daya imajinasinya terlampau tinggi kala bercerita bersama pemuda itu. Tak semua paham akan cerita berlebihan Yoru seputar kehidupan alien, teori big bang, dan kegiatan tak masuk akal di angkasa luar. Walau begitu, Hoshi tetap mendengarkan. Karena baginya semua terasa nyata lagi menyenangkan, ketika Yoru bercerita.

“Kau tahu, kenapa bumi mengelilingi mataha—“

“Karena matahari memiliki gravitasi tinggi yang menarik bumi. Tetapi bumi memiliki massa dan kecepatan, sehingga mampu bertahan mengelilingi Matahari agar tak ‘tertelan’. Ayolah, Yoru. Ribuan kali kau menanyakan hal tersebut sampai aku hafal di luar kepala.” Hoshi merangkul pundak gadis tersebut sembari mengacak lembut surai peraknya.

Meski terbiasa, tetap saja Yoru masih merasakan getaran halus menggelitik di dada. Barangkali ia masih agak canggung untuk melakukan kontak fisik –berupa sentuhan kulit— terhadap Hoshi. Kendati mereka hanya berjumpa pada malam hari saja.

“Ibarat benda angkasa luar, kau itu sebuah satelit. Karena bayangmu selalu berotasi di kepalaku tak pernah berhenti. Apa kau tak merasa lelah, Hosh?”

Tawa Hoshi meledak mendengar ‘kegombalan’ Yoru yang terbilang aneh. Dari mana ia mempelajari kalimat cheesy seperti itu? Tebaknya, Yoru mempelajari isi novel romance-comedy yang pernah Hoshi pinjamkan.

“Tolonglah, Yoru. Kau membuatku sakit perut.” Hoshi masih tertawa, berguling kecil di rerumputan. Sementara gadis berkulit sedikit kebiruan itu mengerling sebal diikuti semburat kemerahan menyembul di parasnya.

“Tertawa saja sepuasmu!” ketus Yoru.

Pemuda itu menghentikan tawanya. Masih merasa geli oleh ucapan Yoru, namun ia tahan. Menyandarkan kepala pada pundak gadis itu, lalu mengisi ruang kosong jemarinya yang lembut juga hangat. Itulah yang dilakukan Hoshi, jikalau Yoru tengah merasa kesal atau marah. Karena dia tahu, sosok di sampingnya mudah luluh dengan perlakuan manis.

“Jangan merajuk, Yoru. Kau semakin jelek jika seperti itu.”

Hoshi bermaksud menghibur, bukan menghina.

“Satu hal yang ingin aku katakan.” Ia menghela napas lantas mengunci dwi-manik obsidian Yoru intens.

“Jika aku satelit, maka kau matahari. Karena aku bersama planet lain berevolusi padamu. Jika matahari itu hilang, kepada siapa aku berevolusi bersama hatiku? Jika tak kepadamu?”

Yoru mungkin saja telah tewas kala merekam ucapan ‘manis’ Hoshi di rungunya, andai jantungnya tak terbuat dari ‘debu bintang’.

“Tak akan pernah habis bila kita membahas tentang satelit dan matahari, sampai rasi bintang tempatku bernaung nampak di langit bumi.”

Hanya termenung yang dilakukan Hoshi tatkala Yoru mengatakan hal tersebut. Bagai sebuah sayatan kecil nan dalam di hati. Menahan airmata beserta rasa pedih telah biasa ia lakukan, meski Yoru tak akan tahu.

“Pesawatku sudah datang. Besok aku akan kemari lagi. Aku harap, rasi bintang tempatku tinggal bisa terlihat di langit bumi.” Yoru tersenyum membelai lembut paras Hoshi sekali lalu mendaratkan sebuah kecupan manis pada kening pemuda itu, sebagai tanda perpisahan yang keseribu delapan ratus enampuluh lima di malam itu.

Datang sinar biru keperakan dari kelamnya langit malam, yang kemudian beralih menjadi bentuk aneh layaknya sebuah telur namun pipih. Yoru mendekatinya, akan tetapi Hoshi memaut lengannya hendak merengkuh. Terlanjur, fisik Yoru menjelma ratusan kunang-kunang emas, menyatu bersama benda aneh tersebut. Kemudian melesat, menghilang di antara jutaan bintang.

Hoshi kehilangan mataharinya untuk kesekian kali. Walaupun hanya datang seratus tahun sekali, dia akan tetap berevolusi pada Yoru sampai kapan pun.

 

-FIN-

 

a/n : thanks for your apreciation ^^ I hope you like it ♥

 

Leave Your Comments Juseyo ^^