MISSING YOU

cats

Title : Missing You || Author : Dessy || Main Cast : Luhan, Kim Nara || Genre : Sad, Hurt, Romance || Rating : Teen || Length : One Shot

Disclaimer : Cerita ini murni dari pemikiran dan imajinasi saya. Jika ada kesamaan itu murni ketidak kesengajaan. ^^

Cerita ini sudah di post di : My WP & SKF

Warning! Typo bertebaran

Recommended Song

Fly To The Sky – Missing You

Happy Reading!

Luhan Side’s

Apa yang kamu rasakan jika orang yang kamu sayangi itu pergi ninggalin kamu tanpa kabar sekalipun? Mungkin jika hal ini terjadi pada seorang perempuan dia sudah akan menjadi Depresi dan Frustasi atau bisa juga dia menjadi seorang monster. Tapi kali ini sang pria lah yang di tinggal oleh gadisnya.

Mungkin jika kamu di tinggal hanya satu atau dua bulan kamu masih bisa memaafkannya. Tapi bagaimana rasanya jika kamu di tinggal selama dua tahun tanpa kabar apapun? Yeah ‘Dua Tahun’ kalian tidak salah membacanya.

Jika pria lain yang merasakan hal ini mungkin pria itu akan pergi mencari gadis lain.  Sudah banyak yang mengatakan dia adalah pria terbodoh yang mau menunggu gadis nya sampai dua tahun. Belum tentu gadis itu kembali dan mencari nya duluan.

Apa pria itu yakin ketika gadisnya kembali ke Korea nanti akan menemukan dia dulu? Atau gadis yang di tunggu bisa saja kembali dengan pria lain. Entahlah. Luhan juga tidak tau kenapa dia bisa menjadi seperti ini.

Yah… nama pria itu Luhan. Pria berdarah China itu selalu saja menunggu gadisnya. Meskipun dia tau gadisnya berada di mana tapi tetap saja dia tidak bisa nekat pergi begitu saja. Meningat jadwal nya yang selalu padat.

Menjadi seorang idol itu tidak selama nya enak. Siapa yang mengatakan jika menjadi seorang artis hidupnya akan baik-baik saja? Mungkin jika mereka mengatakan hal seperti itu kepada Luhan, pria itu akan meneriaki nya.

Jika Luhan bukanlah seorang Idol dia sekarang sudah bisa menemui Gadis nya di Paris. Dan menyerang gadisnya dengan bertubi-tubi pertanyaan.

“Hyung… apakah masih melamunkan Nara Noona?” tanya Sehun yang tiba-tiba duduk disamping Luhan

Sehun hanya mendapatkan gumaman dari Luhan. Luhan terlalu malas untuk menjawab pertanyaan itu.

“Hais… kenapa Nara Noona tega sekali membuat Hyung menjadi seorang pemurung begini?” ujar Sehun seperti berbicara pada diri sendiri

Kim Nara. Gadis keturunan Korea-China itu adalah Pacar sah Luhan sejak empat tahun yang lalu. Sebenarnya alasan seorang Nara meninggalkan Korea di karenakan dia dipindah tugaskan ke Paris menjadi seorang Dokter disana. Dan tentu saja Luhan mengetahui hal itu.

Tapi tidak lucu bukan jika dua tahun ini Nara pergi tanpa memberikan kabar apapun? Sudah dua kali Natal dan dua kali Ulang Tahun Luhan, Nara tidak pernah hadir mendampingi Luhan. Apalagi mengingat lusa adalah hari Ulang Tahun Luhan. Apakah ini akan menjadi ulang tahun ke tiga tanpa kehadiran sosok Nara? Entahlah. Luhanjuga tidak mengetahui hal itu.

“Hyung.. coba saja kerumah Nara Noona. Siapa tau Nara Noona memberikan kabar kepada Halmoni.” Ujar Sehun yang masih di sebelah Luhan

“Jangan lupakan jika setiap minggu aku selalu mengunjungi mereka Sehun. Dan jawaban mereka tetap tidak ada kabar apapun dari Nara. Mereka hanya mengatakan jika Nara baik-baik saja disana. Dan mereka mengetahui kabar itu dari ayah angkat Nara yang berada di Paris. Mereka selalu mengatakan jika Nara di sana tidak sempat menyentuh yang namanya ponsel. Mengingat tugas dari Nara adalah Dokter Bedah.” Ujar Luhan panjang lebar

Sehun terdiam. Tidak tau lagi harus gimana. Yah jika mereka mempunyai jadwal yang padat maka Hyung nya itu tidak akan terlalu memikirkan Kim Nara. Tapi jika mereka sedang tidak ada jadwal seperti ini, maka Luhan akan melamun di sofa ataupun kamar nya.

Setelah tidak ada kata-kata yang keluar dari bibir Srhun akhirnya Luhan memutuskan untuk memasuki kamarnya. Luhan membaringkan badannya dan melihat sekilas ponselnya.

“Bogoshipeo Kim Nara.” Ujar Luhan sambil menutup matanya yang mengeluarkan cairan bening itu

Nara Side’s

Akhir pekan? Mungkin semua orang akan bersantai-santai dirumah ataupun pergi ke tempat wisata bersama keluarga masing-masing. Tapi hal itu tidak bisa di rasakan oleh gadis keturunan Korea-China itu yang harus berkutat dengan pisau bedah ataupun alat-alat medis lainnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 1 siang. Sudah 5 jam Nara berada dalam ruangan itu. Tapi operasi yang dijalankan oleh Nara belum juga selesai. Nara tidak memikirkan lagi kondisi tubuh nya yang mungkin sebentar lagi akan pingsan. Dia tidak sarapan pagi ini. Dia telat bangun dan tidak sempat untuk sarapan meningat ada jadwal operasi jam 9 pagi. Nara mengakui jika dia bersalah untuk hal itu.

Nara tidak tau setan apa yang merasuki tubuhnya sampai-sampai dia bisa telat bangun seperti itu. Nara memang mengakui jika belakangan ini dia kurang istirahat. Mengingat jadwal operasi yang harus di tangani dia sangatlah padat. Biasanya nya jika dalam 1 minggu minimal Nara hanya mendapatkan minimal 20 pasien untuk di operasi. Tapi untuk minggu ini Nara harus menangani 25 pasien dan itu di haruskan memakai waktu akhir pekannya.

Akhirnya setelah 30 menit berlalu operasi itu selesai dan operasi itu berjalan dengan lancar. Selama dua tahun Nara mengoperasi pasien belum ada 1 pun operasi yang gagal ataupun pasien yang mengeluh. Nara selalu teliti dalam operasi nya. Dia tidak ingin main-main jika itu menyangkut nyawa orang.

Nara keluar dari ruang operasi itu dan hanya menemukan anak kecil yang duduk di kursi depan ruangan operasi. Nara mencari keluarga pasien yang tadi di tangani nya. Tapi nihil. Tidak ada satu orangpun disana kecuali anak laki-laki berumur 10 tahun.

“Hei… kenapa kamu berada disini? Dimana orang tua kamu?” ujar Nara yang menghampiri anak laki-laki itu

“Saya sedang menunggu Ibu saya yang berada di ruang operasi itu.” Ujar anak laki-laki itu sambil menunjuk pintu ruangan operasi

“Apakah wanita yang berada di ruang operasi iu adalah orang tua kamu?”

Hanya anggukan yang Nara dapat.

“Siapa nama kamu jagoan? Dan dimana ayah kamu?”

“Nama ku adalah Ken. Aku tidak tau dimana ayah ku berada. Dia meninggalkan aku dan Ibu sejak aku berumur 5 tahun.” Ujar Ken dengan suara paraunya

“Ken… Ibu kamu baik-baik saja dan sebentar lagi Ibu kamu akan dipindah ke ruang rawat. Jadi kamu bisa menjenguk Ibu kamu.”

“Benarkah Dokter? Terima kasih Dokter Nara sudah membantu Ibu ku.” Ujar Ken sambil memeluk leher Nara

“Hmm… Sama-sama jagoan. Itu sudah menjadi tugas saya. Ah iyah… apakah aku boleh tau apa isi kaleng itu?”

“ini uang untuk membayar biaya rumah sakit di sini Dokter. Ken selalu menabung dan jika ada sesuatu hal yang Ken inginkan ataupun Ibu inginkan kami bisa menggunakan uang ini.”

“Hmm.. lebih baik kamu menyimpan ini. Untuk biaya rumah sakit nanti itu biar Dokter yang akan mengurusnya.”

“Benarkah? Tapi itu nanti akan merepotkan Dokter Nara.”

“Tidak Ken. Aku tidak merasa kamu merepotkan aku. Lebih baik kamu menyimpan ini untuk biaya sekolah kamu. Oke?” ujar Nara

“Terima kasih sekali lagi Dokter. Jika besar nanti aku ingin seperti Dokter Nara. Yang murah hati dan ingin membantu sesama. Dan aku juga ingin menjadi Dokter supaya bisa menyembuhkan orang-orang sakit.”

“Amin. Dokter tunggu kesuksesan kamu Ken. Jika kamu sudah sukses maka temuilah aku. Tapi kamu bisa menemuiku kapan saja di alamat ini.” Ujar Nara sambil memberikan sebuah kertas tanda pengenal pada Ken

“Siap Dokter.”

“Jika begitu Dokter permisi dulu ya. Kamu nanti akan di temani oleh Suster ini. Bye Ken.”

“Bye Dokter Nara.”

Nara hanya memberikan senyuman kepada Ken. Nara berjalan ke ruangan nya dan mengambil tas nya bersiap-siap untuk pulang. Nara beruntung jika hari ini dia hanya memiliki 1 pasien yang harus di operasi.

Nara memasuki kamar nya dan mendudukkan dirinya diatas tempat tidur. Dia bersandar di dasbord tempat tidur. Dia membuka laci nakas dan mengambil ponsel nya.

“Bogoshipeo Lu Ge. Saranghae Ge.” Ujar Nara sambil menyembunyikan wajahnya diantara kedua lutut kakinya dan setelah itu bahu Nara bergetar.

Ya… Kim Nara menangis. Nara sangat rindu dengan Pria nya. Bodoh jika ada yang mengatakan Nara tidak rindu dengan Prianya. Tentu saja Nara juga merindukan prianya. Pria yang dua tahun ini tidak di beri kabar. Bukan hanya Luhan, tapi semua keluarga Nara juga tidak di beri kabar oleh Nara.

Selama ini Nara hanya berharap jika Prianya masih setia menunggu nya. Tapi jika tidak maka Nara harus merelakannya. Dia sadar jika dia salah. Dia melakukan ini ada alasan nya. Sesuatu yang di lakukan seseorang itu semua ada alasannya, Right?

Tapi alasan itu hanya Nara yang tau. Luhan merasa terpuruk ketika Nara tidak mengabarinya dan Nara juga merasakan hal yang sama. Tidak ada yang tau hal ini. Termasuk ayah angkat Nara.

TBC or END?

END ajah deh yah. pasti kalian bosen bacanya. hahaha Ini FF gaje aku sih sebenernya. ngebuat FF ini juga ngebut. jadi jika ada kesalahan kata atau typo maafin yeee…

di tunggu RLC nya. Comment ataupun Like kalian sangat berarti. apalagi itu masukan ataupun saran buat aku. ^^

dan untuk Lucky chapter selanjutnya masih ada yang nunggu? semoga ajah masih yah. lagi buntuh bgt buat ngelanjut FF lucky. 😦 apalagi kerjaan kantor menumpuk dan senin sudah harus UTS. 😦

Leave Your Comments Juseyo ^^