[Ficlet] Blank Face

 

 

Blank Face

 | Yang Min Soo |Kim Joonmyeon, Song Hyena (OC), Do Kyungsoo| Genre: Friendship, Romance| Length: Ficlet | Rate: PG-13 |

Cast belong to god. Don’t be plagiarism, don’t bash, and i hope you like it, guys 🙂

 

 

Kim Joonmyeon, ketua OSIS yang terkenal dengan ekspresi “Blank Face” namun memiliki hati layaknya “Guardian”.

 

Joonmyeon, sang ketua OSIS yang aneh. Ia dijuluki Blank Face. Hampir tak pernah Joonmyeon bereaksi dengan kejadian yang terjadi. Ia hanya memasang wajah yang sama sekali tak pernah bisa dibaca. Baik sedih, senang, ataupun perasaan lainnya pun Joonmyeon hanya memasang ekspresi wajah yang sama, seperti tak memiliki ekspresi yang lain.

Namun bukan berarti Joonmyeon tak bisa memikat hati seorang gadis. Wajahnya yang tampan sanggup melelehkan hati seorang gadis. Ah, bukan seorang, namun banyak gadis yang jatuh hati padanya. Banyak di antara mereka yang bersikap agresif. Namun Joonmyeon hanya menanggapi mereka dengan tatapan datarnya, seperti mengintimidasi gadis yang ingin memilikinya. Karena dengan seperti itu, mereka akan langsung pergi setelah Joonmyeon meminta maaf pada mereka dengan nada datar.

 

Joonmyeon bukanlah laki-laki yang dingin. Ia cenderung sering meminta maaf bila salah dan tak segan-segan membantu orang lain. Joonmyeon juga laki-laki yang bertanggung jawab dengan jabatannya. Walaupun ia cenderung diam dan hanya mengangguk bila sedang rapat.

************

Joonmyeon terlihat berjalan menelusuri trotoar, di bawah rembulan. Sesekali ia menyenandungkan lagu kesukaannya dan menggoyangkan kepalanya, mengikuti irama lagu yang ia nyanyikan.

Tiba-tiba matanya menangkap sesosok remaja berbadan mungil dengan mata bulat. Wajah laki-laki bermata bulat itu terlihat gelisah.

“Ada apa, Kyungsoo-ya?” tanya Joonmyeon sontak membuat pemilik nama itu terkaget.

“Ah, Joonmyeon-sunbae”

“Ada apa?”

“Aku tak bisa naik bus. Padahal ini sudah jam 7 malam. Ibuku pasti khawatir” jawab Kyungsoo sambil menggigit ujung bibirnya.

“Kenapa?” tanya Joonmyeon walaupun ia tahu itu bukan pertanyaan bermutu.

“Itu—”

Joonmyeon hanya menatap datar Kyungsoo seraya mengangguk pelan. Seakan mengerti alasan Kyungsoo sebelum laki-laki bermata bulat itu menjelaskan.

Tadi siang saat jam istirahat, dompet Kyungsoo diambil paksa oleh sejumlah murid Trouble Maker. Joonmyeon sudah berusaha untuk membantu Kyungsoo namun ia tak bisa mengambil kembali dompet milik Kyungsoo. Tak mengherankan bila laki-laki kelas 10-A itu tak bisa menaiki bus.

“Maaf, aku tak bisa membantu” sesal Joonmyeon walaupun dengan ekspresi dan nada datar, seperti biasanya.

“Tidak apa-apa! Sunbae sudah membantuku! Kalau saat itu sunbae tak datang menolongku, aku sudah dihajar oleh mereka”

Joonmyeon hanya mendesah pelan. Ia sangat tahu watak Kyungsoo. Anak yang baik dan sopan. Ia menjadi tak tega membiarkan Kyungsoo berjalan kaki sejauh 6 Km hanya untuk sampai rumah.

“Gunakan uangku” ujar Joonmyeon sambil menyerahkan sejumlah uang.

Kyungsoo menggeleng lalu mendorong pelan tangan Joonmyeon, seakan menolak maksud baik dari ketua OSIS tersebut, “tidak usah, sunbae”.

“Rumahmu jauh, Kyungsoo. Lagipula aku masih memiliki sisa untuk diriku sendiri” bujuk Joonmyeon

“Tapi—”

“Tidak apa-apa”

Kyungsoo terlihat tak enak hati mengambilnya. Namun ia juga harus pulang cepat karena ibunya sendirian di rumah.

Dengan ragu Kyungsoo mengambilnya, “kau tidak apa-apa kan sunbae?” tanya Kyungsoo, menatap intens Joonmyeon.

Yang ditatap hanya mengangguk pelan seraya memasang ekspresi datar seperti biasanya. Benar-benar sulit dibaca.

“Terima kasih sunbae!”

“Mmm”

“Aku akan menggantinya esok”

“Terserahmu saja”

Setelah kepergian Kyungsoo bersama bus yang ditumpanginya, Joonmyeon menghela napas. Bohong bila ada sisa uang saku. Uang yang diberikan pada Kyungsoo adalah yang terakhir. Tapi Joonmyeon tak tega membiarkan Kyungsoo berjalan sejauh itu. Lagipula rumahnya lebih dekat dibanding Kyungsoo. Walaupun memakan waktu 1 jam untuk berjalan kaki.

Tiba-tiba ada sebuah motor Sport berhenti di dekat Joonmyeon. Joonmyeon ikut berhenti melangkah. Menatap pengendara dari bawah hingga atas.

“Hai!” sapa Song Hyena, sahabatnya di sekolah sekaligus wakil ketua OSIS.

“Hai”

“Mau kuantar?”

************

“Huh! Tidak Elite! Bagaimana bisa aku yang mengendarai sementara kau yang duduk di belakang?!” dengus Hyena, Joonmyeon hanya diam.

“Seharusnya kau yang mengendarai lalu aku yang memeluk pinggangmu dari belakang. Terkesan lebih romantis dan melankolis! Bukan Freak seperti ini”

Joonmyeon hanya menggeleng pelan kepalanya. Hyena memang selalu seperti itu padanya. Seakan menganggapnya adalah kekasihnya sendiri. Mungkin itu efek dari drama Korea yang sering Hyena tonton.

“Joonmyeon-ah” panggil Hyena beberapa saat kemudian.

“Apa?”

“Kau tak menyadari sesuatu tentang dirimu?”

“Maksudmu?”

“Kau sebenarnya orang yang baik bahkan sangat”

“Lalu?”

“Hanya ekspresi wajahmu saja yang perlu diubah”

“Oh”

“Kau selalu berekspresi datar seakan tak punya hati namun kau lebih peka dibanding denganku”

“Maka dari itu, belajar lah berekspresi dengan baik maka aku akan lebih menyukaimu”

Mata Joonmyeon membulat mendengarnya. Ia melonggarkan pelukannya.

 

Bagaimana bisa gadis tomboy itu tahu perasaannya?

 

 

 

“Aku tahu kau menyukaiku maka dari itu—” 

Wajah Joonmyeon maupun Hyena memerah. Mereka merasakan dentuman keras berasal dari jantung.

“Cobalah berekspresi dengan baik dan kau boleh memiliki ku setelah itu, Ok?”

Seulas senyum merekah di bibir Joonmyeon. Senyuman teduh yang membuat orang tenang memandangnya.

Joonmyeon mengeratkan pelukannya lalu membenamkan kepala di pundak gadis tomboy tersebut. Senyuman pun menghiasi bibir mereka berdua di sepanjang jalan.

 

Dan sepertinya julukan Blank Face akan luntur seiring berjalannya waktu.

 

END