[Ficlet] Partner : Life

Title : Partner | Sub-title : Life | Cast : Park Ji Min BTS, Yoon Bo Mi A Pink | Genre : AU, Life, Slight!Comedy |Rating: G | Duration : Ficlet series | Other cast : Kim Yong Sun (Solar) Mamamoo, Lee Hong Bin VIXX | Scripwriter/Author : Lee Yong Mi / Reshma | Summary : Putus memang menyakitkan, tapi ada saja yang lebih menyakitkan.

Author’s Notes :

Akhirnya selesai xD Oh ya, ini adalah ide nyata yang direalisasikan jadi imajinasi (?) Yah soalnya author engga terlalu ingat apa yang terjadi setelah putus .__.a Semoga kalian menikmati~~

Sorry for any typo(s)

—

Untuk pertama kali dalam hidupnya, Bo Mi merasakan kehilangan yang begitu besar.

Hal ini mungkin terdengar sepele bagi orang lain, namun tidak baginya. Ditinggalkan oleh seseorang yang sangat ia cintai membuat hidup yang ia miliki seakan berhenti pada titik terbawah. Sahabatnya telah berusaha sekeras mungkin untuk menghibur, namun tak ada yang bisa menghentikan air matanya untuk mengalir lebih lama.

Kekasihnya pergi meninggalkan ia tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Perempuan mana yang tak merasa sakit ketika mereka kehilangan seseorang yang amat berarti, terlebih ketika ia memberikan seluruh cintanya pada orang tersebut?

Itulah yang Bo Mi rasakan.

“Kita harus berangkat ke kursus Matematika sekarang, Bo Mi,” ucap Yong Sun—sahabat Bo Mi—seraya melirik arloji yang dikenakan dengan manis pada pergelangan tangan kanannya, “Kita bisa terlambat.”

“Terlambat atau tidak, semua sama saja,” balas Bo Mi dari balik kedua lutut yang tertekuk, “Dia tidak akan kembali.”

“Oh, Bo Mi!” Yong Sun bergegas menghampiri perempuan yang kini kembali terisak, “Kau tidak bisa menangis terus. Apa yang harus kukatakan pada kakakmu nanti kalau ia melihat wajahmu bengkak seperti ini? Setidaknya pakailah bedak sedikit untuk menutupi kantung matamu.”

“Aku bahkan memiliki kantung mata!” Bo Mi meraung dan lagi-lagi ia menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Air mata mengalir dari sela-sela jari indah tersebut. Yong Sun sendiri tak tahu harus melakukan apa karena ia sudah kehabisan bahan untuk menghibur gadis yang diserang gundah gulana (?) itu.

“Pikirkan Matematika sekarang, oke?” ucap Yong Sun akhirnya setelah membiarkan Bo Mi menangis keras selama sepuluh menit, “Apa kau akan membiarkan nilai ujian akhir Matematika-mu nanti tidak memiliki angka satu dan dua angka nol? Mana yang lebih penting, mantan bodohmu itu atau nilai Matematikamu?”

Wajah Bo Mi terangkat secara tiba-tiba, “Nilaiku! Argh, bagaimana aku bisa melupakannya?! Yong Sun unnie, ayo kita berangkat sekarang!”

Yong Sun hanya bisa ternganga melihat bagaimana mudahnya Bo Mi mengenakan bedak, lalu meraih tas yang tergantung di belakang pintu dan berlari keluar, meninggalkan ia sendiri di dalam.

Oh, tunggu.

KUNCI MOTORNYA ADA DI BO MI! YONGSUN BISA TERTINGGAL!

—

Di sisi lain, Ji Min menghela napas. Keputusannya sudah bulat. Ia harus meninggalkan kekasihnya yang berjarak lebih dari dua ratus kilometer dari tempat tinggalnya. Ah, ia yang memutuskan untuk pergi, mengapa justru ia yang merasakan sakit?

“Apa kau tidak memiliki pekerjaan lain? Kau hanya memikirkan dia setiap hari!”

Ji Mintahu siapa yang berbicara dengannya, namun ia tak memiliki niat lebih untuk memperhatikan orang tersebut.

“Ji Min! Aku berbicara denganmu!”

Lagi, Ji Min berpura-pura tak mendengar suara tersebut.

“Huh, ya sudah! Aku akan membakar habis foto kekasih—maksudku, mantan kekasihmu itu! Huahahaha!”

Tawa jahat yang terdengar segera membuat Ji Min beranjak dari duduknya. Ia mencekal lengan dari orang yang berniat membumi hanguskan benda pusakanya.

“Berhenti, Hong Bin hyung! Aku tak memintamu untuk membakarnya!”

“Maka dari itu, kau harus memperhatikan aku!”

Ji Min menghela napas untuk kesekian kalinya. Bersama dengan laki-laki itu hanya membuat otaknya bertambah panas.

“Oke, aku akan memperhatikan hyung,” akhirnya ia menyerah dan mempersilahkan Hong Bin untuk duduk. Dengan hati riang gembira, Hong Bin pun duduk di hadapannya, “Apa yang ingin hyung katakan sekarang?”

Hong Bin tersenyum datar, “Lupakan saja dia.”

Tiga kata yang membuat Ji Min benar-benar memperhatikan laki-laki berambut coklat tersebut.

“Apa?”

“Kau akan menikah sebentar lagi, seharusnya kau melupakan ia sekarang.”

Ah, benar. Ji Min harus berhenti memikirkan mantan kekasihnya itu. Alasan ia meninggalkannya karena … ia akan menikah dengan calon yang dipilih orang tuanya.

“Calon istrimu berada di depan rumah sekarang. Temuilah dia.”

“Baiklah,” ucap Ji Min seraya beranjak dari duduknya. Hong Bin ikut beranjak, “Asal hyung tak mengganggunya dengan sikap cerewet hyung itu.”

“Tenang!” Hong Bin mengacungkan jempolnya, “Semua wanita selalu jatuh pada pesonaku dengan mudah, loh. Apa kau tak khawatir?”

Laki-laki itu tertawa.

Apa yang perlu ia khawatirkan sekarang?

 

FIN