Remember Me? ( Chapter-6)

remember me6 -Alana-Pis!


Remember Me 

Chapter 6

 

Cast. Oh Sehun, Park Jiyeon, Kim Jongdae, Xiumin, Go Hara, etc

Genre. Romance

Length.Chapter

Rated. PG

 

 


 > Remember Me ? <

 

 

 

Sebuah tangan mungil menyentuh kelembutan jemari Jiyeon, meremasnya dan menggelitik sekejab, kemudian menghilang. 

 

“Jin Soo!” panggil Jiyeon. Dia terkesiap bangun dari tidurnya. Keringat dingin mengalir seperti hujan deras. Bayangannya seperti menjejeri  kegelisahannya yang mencubit-cubit ingatan buramnya.

 

“Jin Soo?”  gumamnya lagi. Dia melirik pada sebuah boneka beruang yang tergeletak di sudut dekat lemari bajunya. 

 

“Jiyeon !”  Ny. Parrk muncul di pintu. Dia mendekati putrinya yang terlihat pucat.

 

“Eomma, aku bermimpi lagi tentang anak itu.” ujar Jiyeon lirih.

 

“Hanya mimpi.” jawab Eommanya. Dia tersenyum menenangkan.

 

“Jin Soo.” bisik Jiyeon lagi. Kali ini eommanya menghela nafasnya. Rupanya ingatan Jiyen mulai berangsur kembali. Bahkan dia sudah mengingat nama anaknya sendiri meski belum jelas sepenuhnya mengnai gambaran Jin Soo.

 

“Jin Soo nama yang bagus. Siapa dia ?” tanya Ny. Park pura-pura tidak tau nama cucunya sendiri. Dalam hati, diapun sangat merindukan Jin Soo. 

 

“Entahlah, aku lupa. Namanya sama seperti nama anak yang sempat aku temui di mini market kemarin. “

 

“Benarkah?”  Ny. Park mengernyit.

 

“Dia lucu sekali, ketika dia menangis aku mendekatinya. Dia menatapku dan mengulurkan tangnny. Sepertinya dia ingn seali aku gendong. Kemdian, aku diijinkan menggendongnya, Eeomma. Dia bersama Appanya sedang membeli susu. ”  Ujar Jiyen antusias. Perlahan eomma berdiri dari sisi putrinya. Dengan khawatir dia berjalan meninggalkan Jiyeon.

 

“Kau harus segera mandi, Jiyeon. Bukankah hari ini kau akan bekerja kembali. Chen akan menjemputmu. ”  Ny. Park tidak ingin menggali lebih dalam pembicaraan mengenai Jin Soo dan hal yang diceritakan Jiyeon. Mungkin saja ada nama Jin Soo yang lain yang ditemui Jiyen. Dia berharap semoga bukan Sehun. Jiyeon belum siap untuk bertemu dengan laki-laki brengsek itu. Biarkan dia merasakan bagaimana repotnya mengurus anak.

 

Jiyeon merengut kesal, ketika eommanya tidak mau mendengarkannya. 

 

“Cepatlah sedikit !” hardik eommanya.

 

.

.

.

 

 

 

Ketika dia melangkah keluar pagar, dia sudah menjumpai Chen berdiri di sisi mobilnya sambil tersenyum. Kenapa dia sama sekali tidak mengingat kalau antara dirinya dan Chen mempunyai hubungan. Apakah mereka adalah pasangan yang bahagia. Chen berjalan mendekati Jiyeon dan meraih jemari yeoja yang masih membisu itu dengan wajah sumringah. 

 

“Jangan terlalu gugup. Kau akan baik-baik saja.” Chen berusaha menenangkan. Mereka berdiri diantara sinar mentari dan kelembutan hawa pagi. Sepertinya ada sesuatu yang janggal yang dirasakan Jiyeon. 

 

Sebuah taxi berhenti di dekat mereka. Jiyeon dan Chen menoleh bersamaan ketika melihat seseorang yang keluar dari dalamnya. 

 

Jin Soo! teriak Jiyeon dalam hati. Dia langsung senang melihat wajah bocah itu, yang di gendong Sehun dengan cukup baik saat ini. Rupanya dia sudah belajar bagaimana menggendong Jin Soo dan menempatkannya dengan nyaman dalam pelukannya.

 

“Say Hi, Jin Soo !”  Sehun memegang tangan Jin Soo dan membuat Jin Soo melambai ke arah Jiyeon. 

 

“Hi!” Sapa Jiyeon dengan senyuman. Sekarang justru Sehun yang terkejut ketika melihat senyum itu. 

 

Jiyeon mendekati Jin Soo, namun tangan Chen menghalangi.

 

“Sebentar,!” ujar Jiyeon pada namja itu. Chen sepertinya memang tidak menyukai kehadiran Sehun, terlebih Sehun datang dengan alasan yang tidak jelas. Hal yang sama dirasakan Sehun, kenapa Chen pagi-pagi sudah berada di sini. Mereka saling menatap dingin. 

 

“Jin Soo!”  Jiyeon menggelitik pipi Jin Soo yang gemuk dan lucu.

 

Sehun menatap Jiyeon, hatinya masih ragu untuk meminta bantuan pada bekas muridnya itu. Apa yang harus dikatakannya supaya Jiyeon mau menjaga Jin Soo. 

 

“Apa Jin Soo sudah minum susu ?” tanya Jiyeon pada Sehun. 

 

“Eum, sudah.” jawab Sehun. Senyumnya menjadi aneh. Jiyeon masih tidak mengenali dirinya. Sehun hanya mengira sudah terjadi sesuatu pada yeoja di hadapannya. Di wajahnya juga tidak terlihat kebencian atau dendam. Jiyeon seperti saat dulu pertama kali Sehun mengenalnya. Ceria dan cantik. 

 

Jiyeon melihat Ji Soo yang meronta-ronta dari pelukan Sehun. 

 

“Eomma! Eomma!”  jeritnya.  Sehun terkesiap mendengarnya. Begitupun Jiyeon.

 

“Aigoo, dia memanggilku eomma.”  Jiyeon memegangi dadanya yang berdebar ketika mendengar mulut mungil Jin Soo memanggilnya dengan sebutan Eomma.  Chen tiba-tiba menjejeri Jiyeon.

 

“Kita terburu-buru Jiyeon!”  ungkap Chen sambil melihat jam tanganya. Sinar mentari mulai membuatnya berkeringat.

 

“Kalian mau ke mana?” tanya Sehun pada Chen.

 

“Dia harus bekerja.”  jawab Chen

 

“Kau menjemput sendiri karyawanmu. Apa perusahaanmu tidak mempunyai jasa penjemputan sendiri?” tanya Sehun menyindir.

 

“Aku hanya khusus menjemput Jiyeon. Kau sendiri kenapa di sini ? Aneh? ”  Chen melirik Jiyeon yang mengambil Jin Soo dari pelukan Sehun.

 

“Jin Soo ingin bertemu dengan Jiyeon.” jawab Sehun memanfaatkan situasi. Dia sedikit lega karena Jiyeon mengambil Jin Soo darinya.

 

“Kau memanfaatkan anak harammu ini untuk mendapatkan perhatian Jiyeon?” 

 

“Diam kau, Brengsek! ”  Sehun tiba-tiba mendorong Chen mundur, membuat Jiyeon menoleh khawatir.

 

“Kalian sedang apa?” tanya Jiyeon kemudian. Dia memeluk Jin Soo supaya tidak menyaksikan kegiatan itu.

 

“Kami hanya bercanda sedikit, Jiyeon.”  jawab Sehun.

 

“Sehun ssi, ada keperluan apa menemuiku? Apa hanya karena Jin Soo ingin bertemu denganku ?” tanya Jiyeon

 

“Hm, bisakah kita bicara berdua saja?” tanya Sehun sambil melirik sengit pada Chen.

 

“Tidak bisa, aku harus segera membawa Jiyeon ke tempat kerja.”

 

“Kau egois sekali!”

 

“Dia kekasihku, Sehun.” jawab Chen tak kalah sengit.

 

Sehun menarik nafasnya. Kekasih. Kata itu sungguh membuatnya sedikit frustasi. Jika Jiyeon kekasih Chen,  apakah Jiyeon akan diijinkan untuk menjadi pengasuh Jin Soo?  Shit!Sehun memegagi keningmya.

 

“Jiyeon, aku hanya ingin bertanya padamu, apakah kau mau menjadi pengasuh Jin Soo? Aku tidak bisa menjaganya selama aku mengajar.” ungkap Sehun putus asa.

 

“Tidak bisa! Kenapa kau tidak mencari jasa pengasuh dari kantor resmi. Lagipula kenapa tidak kau serahkan saja anak itu pada ibunya. Kenapa harus merepotkan Jiyeonku?”  Ujar Chen tegas.

 

“Aku bertanya padanya, Brengsek!”  Sehun benar-benar tidak menyukai Chen yang sok memiliki Jiyeon. Dia dulupun sempat memiliki Jiyeon meski dengan status yang tidak jelas. Sayang sekali Jiyeon tidak mengingat hal itu. 

 

“Jiyeon baru saja mengalami kecelakaan. Dia amnesia. Jadi tolong jangan membuatnya susah. Mengurus anak bukan hal yang mudah. ” ujar Chen.

 

“Amnesia.”  Ulang Sehun. Kenapa nal itu tidak terpikirkan. Betala bodohnya Sehun baru menyadari hal itu. Pantas saja dia tidak mengenali Sehun. 

 

“Jiyeon, ayo!”  Chen menarik tangan Jiyeon. Namun Jiyeon masih menggendong Jin Soo yang memeluknya erat. 

 

Sehun tidak bisa berkata apa-apa, sewaktu Nin Soo dikembalikan lagi padanya.  Ada sesuatu yang berat di hatinya ketika mengetahui Jiueon melupakannya. Berarti di dalam ingatan yeoja itu tidak ada lagi kenangan akan Sehun. Tidak ada lagi namanya atau sesuatu yang pernah terjadi diantara mereka.  

 

“Eomma!”  jerit Jin Soo lagi. Namu  Sehun sekarangmemeluk Jin Soo erat dan mengusap punggung Jin Soo dengan lembut. 

 

“Maafkan aku Sehun Ssi! Aku akan memikirkan kembali oenawaranmu untuk mengasuh Jin Soo. ”  Jiyeon di gandeng Chen pergi meninggalkan Sehun.

 

Mereka berdua menatap sedih ke arah mobil yang berlalu dari depan mereka.

 

“Oh Jin Soo, sepertinya kita belum bisa mengambil hati gadis cantik itu”  bisik sehun pada Jin Soo.

 

“It’s Okay, Appa. Kita coba lagi nanti. ”  Jin Soo menaruh kepalanya di dada Sehun.

 

“Apa kau suka dia, Jin Soo? Bukankah dia cukup cantik untukmu.”  Sehun terus mengajak bicara Jin Soo sembari berjalan.

 

“Ne, eomma memang perempuan paling cantik di seluruh negri ini.”  Jin Soo  hanya mengerjabkan matanya dengan bulu mata lentiknya.

 

” Kau suka yaoja cantik atau yeoja seksi, Jin Soo?”  Sehun tersenyum pada anaknya.

 

“Eomma!”  jawab Jin Soo. 

 

“Eomma?’  Sehun mengernyit.

 

“Eomma!”  ulang Jin Soo.

 

“Yah, tapi siapa eommamu?”  Sehun sedang memikirkan beberapa wanita yang kemungkinan adalah eomma Jin Soo.

 

 

.

.

.

 

 

“Aigoo…aigoo..aigoo !”  Seorang guru cantik mendekati Jin Soo yang duduk di atas meja Sehun. Sementara tatapan aneh sudah mengintainya sejak kehadiannya beberapa menit lalu. Sehun terpaksa membawa Jin Soo ke sekolah.

 

“Namanya Jin Soo. Dia adalah anakku. Begitu menurut sumber yang bisa dipercaya.” jawab Sehun pada Hara. Dia adalah guru tercantik di sekolah ini. Sebenarnya Sehun merasa sediki malu membawa Jin Soo terlebih semua mengetahui kalau Sehun belum menikah. Sementara petualangannya sebagai Don Juan, bukan lagi sebuah rahasia.

 

“Omo, lucunya.”  puji Hara dengan penuh semangat. “Siapa ibunya ?” Hara menatap sengit pada Sehun. Dia duduk di meja sambil mencandai Jin Soo.

 

“Nunna, lepaskan aku !”  teriak Jin Soo. Dia menjerit sehingga membuat Sehun panik.

 

“Jin Soo-yah!Sssstt!”  Sehun menggendong Jin Soo “Dia tidak suka padamu Hara.”  ujarnya kemudian.  Hara merengut.

 

“Memangnya kau tahu, dia suka atau tidak suka.”

 

“Aku Appanya, jadi aku tahu.” jawab Sehun.

 

“Sehun, waktumu untuk mengajar.”  Ujar Kwang Min di pintu kantor. Sehun menunduk lesu. Dia melihat Jin Soo.

 

“Appa harus mengajar, Sayang! ” Dengan berat hati Sehun menggendong Jin Soo sambil membawa makalahnya. 

 

“Apa kau akan membawanya ke kelas?” tanya Hara. Semua staff guru ikut memperhatikan. 

 

“Apa kau mau menjaganya?” tanya Sehun cepat.

 

“Tadi kau bilang dia tidak menyukaiku. ” Hara menyingkir dai hadapan Sehun. Dia tidak mau direpotkan oleh anak kecil.

 

Namja itu hanya menghela nafasnya dan berlalu dari kantor. Ketika dia keluar, suara gaduh bisik-bisik staff guru terdengar di telinga Sehun. Dasar tukang gosib. Maki Sehun dalam hati.

 

“Kita harus segera memohon pada Jiyeon, Jin Soo. Kau suka dia kan. Tapi sekarang, aku mohon kau jangan menjerit di depan murid-muridku. Kau jangan menangis. Appa akan pusing kalau kau menangis. “

 

Jin Soo tersenyum sambil menepuk pipi Sehun.

 

“Aw, kenapa kau memukul Appa? Apa kau kesal karena Appa tidak membawamu ke tempat bermain. Malah ke dalam kelas yang membosankan ini?”  

 

Sehun masuk dan mendapatkan tatapan aneh dari semua muridnya . Dia mendudukkan Jin Soo di meja salah satu murid perempuannya.

 

“Rin, jaga Jin Soo sebentar. Nanti nilai maematikamu akan kuperbaiki.”  Ujar Sehun dengan tegas.

 

Rin yang diserahi Jin Soo tercengang sambil menolah ke sana kemari. 

 

“Songsaengnim, dia bau. Apa dia buang air besar?” tanya Rin seketika menjauhi Jin Soo.

 

“What?”  Sehun berbalik kembali seraya mendapat tepukan riuh dari semua penghuni kelas.

 

“Jin Soo, apa kau pup?” tanya Sehun. Jelas Jin Soo hanya tertawa. Sepertinya dia senang berada di dalam kelas.

 

“Appa, aku sudah menahan pupku dari tadi pagi. Perutku sakit. ” jawab Jin Soo.

 

“Aigoo, Jin Soo! Eothokae?”  Sehun benar-benar panik kali ini.

 

“Songsaengnim, biar aku yang mengurusnya.”  ujar salah seorang murid namja di belakang Rin.

 

Sehun tercengang mendengar permintaan yang terdengar seperti sebuah lagu merdu itu.  Hati Sehun berbunga.bunga karena merasa lega.

 

“Xiumin, kau sanggup melakukannya?” tanya Sehun

 

Xiumin dengan cekatan menggendong Jin Soo, dan membawanya ke meja guru. Sehun tidak bisa berkata apa-apa selain rasa haru yang tak terkira.

 

“Xiumin, kau sungguh murid teladan!’ puji Sehun. Lalu terdengar sorakan semua murid.

 

“Songsaengnim, kami juga muridmu!”  

 

“Xiumin kau penjilat!”

 

“Xiumin, bisakah kau membantuku juga buang air besar?”  

 

Xiumin tidak memperdulikan mereka.

 

Sorakan dan teiakan mereka bergantian terdengar beraneka ragam, menbuat Sehun tersenyum.

 

“Kalian juga murid teladan asal kalian ian nanti ikut menjaga Jin Soo.”

 

Terdengar sorakan lagi, tapi Sehun tidak memperdulikan. Dia memperhatikan Xiumin yang sibuk mengganti popok Jin Soo. Dia mengambil tissue basah dan mensterilkan selakangan Jin Soo dari sisa kotoran tanpa rasa geli. Semetara Sehun sudah menutup hidungya sejak tadi.

 

Sekarang Sehun punya dua kandidat pengasuh untuk Jin Soo. Xiumin atau Jiyeon. Aigoo!

 

“Xiumin, kenapa kau bisa mahir sekali mengurs anak?” tanya Sehun curiga. Jangan-jangan muridnya ini juga sudah mempunyai anak.

 

“Songsaengnim, adik saya banyak. Setiap eomma saya melahirkan, saya selalu ikut merawat mereka. Adik saya yang paling kecil umurnya lima bulan.Saya harus menyuapi dan memandikan adik-adik saya dulu sebelum berangkat ke sekolah. Kalau tidak saya akan dimarahi Eomma. ”  jawab Xiumin sambil memasukkan bekas popok ke dalam kantong plastik dan mengikatnya.

 

“Adikmu ada berapa? Sungguh malang sekali nasibmu, Nak.”

 

“Delapan. Saya tidak malang, Songsaengnim. Itu semua saya lakukan karena saya menyanyangi eomma. Dia sudah melahirkan saya dan adik-adik saya tanpa mengeluh.” jawab Xiumjn.

 

“Delapan? Lalu Appamu bagaimana?”  Sehun tercengang hebat. Eommanya itu sungguh subur sekali hingga memproduksi anak sampai sembilan.

 

“Appaku bekerja sebagai tenaga lepas pantai di sebuah kilang minyak milik Amerika. Dia hanya sesekali pulang.”

 

Xiumin sudah selesai dengan Jin Soo.

 

“Terimakasih Xiumin. Kau boleh duduk lagi.”  Xiumin melangkah ke tempat duduknya.

 

“Songsaengnim, jangan lupa janjimu pada nilai ku!” Xiumin melambai kecil.

 

“Jangan khawatir, Xiumin! Rin jaga Jin soo!”  ujar Sehun kemudian sambil membawa Jin Soo pada Rin.

 

.

.

.

 

 

Sehun duduk meluruskan kakinya di bawah pohon. Jin Soo tertidur dengan lelap di pahanya. Hari ini sungguh melelahkan. Sampai kapan dia harus mengalami saat-saat menegangkan seperti hari ini.   

 

“Jin Soo,  apa kau menyukai aku? Aku Appa yang brengsek tapi kenapa kau mau tinggal bersamaku?” Sehun mengusap rambut Jin Soo. 

 

Jin Soo terbangun saat Sehun membawanya dalam gendongan.

 

“Sebaiknya kita pulang sekarang. Appa harus mengambil baju dari laundry dan menyuapimu makan. Appa tidak bisa masak. Akh, sebaiknya kita membeli saja.  Apa kau suka pizza?”  tanya Sehun dengan ceria.

 

“Pizza ? Apa ada pizza rasa pisang?” tanya Jin Soo sambil mengemut ibu jarinya. Matanya masih sayu karena masih mengantuk. Eommanya biasa memberikan biscuit rasa pisang yang lezat. Jin Soo sedang bermimpi menyentuh jemari Eomma.

 

“Eomma!” gumam Jin Soo lagi.

 

“Aigoo, Jin Soo! setiap kali kau memanggil eomma, kenapa yang ada di dalam pikiranku adalah Jiyeon.”  Sehun mengusap punggung Jin Soo.

 

 

 

 

tbc

 

 

a/n

 

Mian pendek lagi. Nanti disambung lagi secepatnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

46 thoughts on “Remember Me? ( Chapter-6)

  1. Chen kq gitu sih,, malah jadi ngaku” namchin na jiyi.
    Appa sehun aja malu,dg sifat yg dimilikinya sehun, mirisnya sehun biasa ajha.
    Sehun jangan manfaatin jiyi lagi yah
    Jinsoo ngegemesin banget

  2. huhahahahahaha ya ampun sedihnya dirimu xiumin hhahaahaahaa… ayoo terus perjuangkan jiyeon sehun fighting !!
    makin seru ffnya thor

  3. aku bayangin jinsoo nya lucu banget :3 gemeesss bisa jawab pertanyaannya papanya dalem hati :3 kyut wkwkwkwk hiyaaahh xiumin penyelamat wakakakak

  4. Jin soo masih kecil tapi udah tau siapa eommanya 🙂 🙂
    sehun malah dia bimbang antara jiyeon dan xiumin 😀 😀
    jinsoo pasti milihnya jiyeon lah 😀 😀

  5. Sehun mulai feeling nih klo jiyeon eomma nya jin soo
    Tp jiyeon nya lom ada reaksi apa2 ya, paling cuma ngerasa deket aja sama jin soo ehh tp dy udh mulai mimpi2 gt ya
    Aduhhh semoga jiyeon cepet inget deh sebelum chen bnr2 menjadikan jiyeon kekasih nya

  6. waaaah makin seru aja…
    g sbar bwt bca lanjutanx…sehun ayo deketi jiyi…ntar ilang dbawa chen lho…
    dtggu next partx g pake lama…

Leave Your Comments Juseyo ^^